Hukumhamil di luar nikah menurut Kristen merupakan sesuatu yang banyak diulang dan diulas dalam Alkitab. Hanya saja seringkali hokum tersebut dinyatakan secara tersirat. Sehingga tidak dapat diberikan suatu ayat yang secara eksplisit menggambarkan hukum berzina menurut Kristen tersebut. Karena itu seringkali banyak hamba Tuhan yang menerjemahkannya dalam berbagai sudut pandang yang bermacam-macam.
This article discusses the implications of fostering church youth on the factors that cause cases of pregnancy out of wedlock. The author uses qualitative methods with data collection techniques of observation, and interviews, then in compiling the implications of the author using relevant library sources. The results showed that the factors causing cases of pregnancy out of wedlock are the lack of attention and supervision of parents, then the free association of youth, lack of self-fortification, lack of sexual knowledge, and technological developments that facilitate access to negative sexual information. The implication for church youth coaching is that holistic coaching is needed for both youth and parents. Coaching can be done by organizing groups to grow together, Christian faith seminars, personal care and making catechism curriculum on sexuality. Artikel ini membahas tentang implikasi pembinaan pemuda gereja atas faktor-faktor penyebab kasus hamil di luar nikah. Penulis menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data observasi, dan wawancara, kemudian dalam menyusun implikasi penulis menggunakan sumber-sumber pustaka relevan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor penyebab terjadinya kasus hamil di luar nikah adalah kurangnya perhatian dan pengawasan orang tua, kemudian pergaulan bebas pemuda, kurangnya pembentengan diri, minimnya pengetahuan seksual, dan perkembangan teknologi yang memudahkan akses informasi negatif seksual. Implikasi bagi pembinaan pemuda gereja adalah perlu dilaksanakan pembinaan yang holistik baik pada pemuda maupun orangtua. Pembinaan dapat dilaksanakan dengan menyelenggarakan kelompok tumbuh bersama, seminar iman Kristen, personal care dan pembuatan kurikulum katekisasi tentang seksualitas. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free 194 Volume 4, Nomor 2, Juli 2020 Evangelikal Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat Volume 4, Nomor 2, Juli 2020 194-207 2548-7558 Online 2548-7868 Cetak IMPLIKASI PEMBINAAN PEMUDA GEREJA ATAS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KASUS HAMIL DI LUAR NIKAH Theresia Tiodora Sitorus Universitas Kristen Satya Wacana Email theresiatiodora ABSTRACT This article discusses the implications of fostering church youth on the factors that cause cases of pregnancy out of wedlock. The author uses qualitative methods with data collection techniques of observation, and interviews, then in compiling the implications of the author using relevant library sources. The results showed that the factors causing cases of pregnancy out of wedlock are the lack of attention and supervision of parents, then the free association of youth, lack of self-fortification, lack of sexual knowledge, and technological developments that facilitate access to negative sexual information. The implication for church youth coaching is that holistic coaching is needed for both youth and parents. Coaching can be done by organizing groups to grow together, Christian faith seminars, personal care and making catechism curriculum on sexuality. Keywords courtship, sex, marriage ABSTRAK Artikel ini membahas tentang implikasi pembinaan pemuda gereja atas faktor-faktor penyebab kasus hamil di luar nikah. Penulis menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data observasi, dan wawancara, kemudian dalam menyusun implikasi penulis menggunakan sumber-sumber pustaka relevan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor penyebab terjadinya kasus hamil di luar nikah adalah kurangnya perhatian dan pengawasan orang tua, kemudian pergaulan bebas pemuda, kurangnya pembentengan diri, minimnya pengetahuan seksual, dan perkembangan teknologi yang memudahkan akses informasi negatif seksual. Implikasi bagi pembinaan pemuda gereja adalah perlu dilaksanakan pembinaan yang holistik baik pada pemuda maupun orangtua. Pembinaan dapat dilaksanakan dengan menyelenggarakan kelompok tumbuh bersama, seminar iman Kristen, personal care dan pembuatan kurikulum katekisasi tentang seksualitas. Kata kunci pacaran, seks, perkawinan PENDAHULUAN Istilah pacaran sudah hal yang lazim untuk didengar masyarakat saat ini. De Genova, Rice, Sti-nnett dan Stinnett 2010 memberi pengertian bahwa pacaran merupakan sebuah hubungan yang dijalan-kan oleh dua orang yang mana kedua orang tersebut bertemu untuk melakukan berbagai aktivitas bersa-ma dengan tujuan agar dapat saling mengenal satu sama lain. Pacaran adalah masa persiapan menuju pernikahan dan masa paling mengenal lebih dalam antara seorang laki-laki dan perempuan. Istilah pa-caran dimulai sejak pasca Perang Dunia I terjadi setelah tahun 1918. Pada masa itu, hubungan pria dan wanita sebelum munculnya pacaran, dilakukan secara formal dengan cara pria datang mengunjungi pihak wanita dan keluarganya. Menurut Pangaribuan 2015, p. 6 proses pacaran kemudian mulai menjadi sebuah keputusan pribadi dan adanya rasa cinta serta saling ketertarikan antara pria dan wanita menjadi dasar utama seseorang untuk menikah. Kemudian Pangaribuan menekankan bahwa saat ini telah ter-jadi pergeseran dalam perilaku orang berpacaran. Penyebabnya menurut Pangaribuan karena adanya orientasi berpacaran yang berpusat pada hubungan seks bukan untuk memperlihatkan keseriusan kepada tahap selanjutnya, yakni pernikahan Pangaribuan, 2015, p. 7. Contoh kasus diungkapkan oleh Harma-di dan Diana 2020 dalam jurnalnya yang mengata-kan bahwa fenomena saat ini adalah adanya perilaku seksual yang bermasalah bahkan mengarah pada ter-jadinya kekerasan seksual dalam pacaran. Theresia Tiodora Sitorus, Implikasi Pembinaan Pemuda Gereja Atas Faktor-Faktor Penyebab …. 195 Dalam Alkitab pacaran sangat dekat kaitan-nya dengan pertunangan dan perkawinan. Pertunang-an dalam Alkitab dapat ditemukan melalui kisah per-tunangan Yakub dan Rahel pada Kejadian 291-30. Mathews 2005, p. 456 mengatakan bahwa dalam pasal ini terlihat kesungguhan Yakub untuk mem-buat Rahel menjadi Istrinya. Rahel, anak perempuan Laban memiliki kerendahan hati dan ketekunan. Ia tetap menggembalakan kambing domba ayahnya ay. 9, walaupun ia memiliki hamba-hamba yang diperkerjakan ayahnya untuk menjagai kambing domba itu. Ketika Yakub bertemu dengan Rahel, ia terpesona oleh wajah Rahel yang alami dan elok, la-lu langsung terbersit dalam pikirannya bahwa Rahel harus menjadi istrinya. Kemudian, Yakub memberi-tahu Laban tentang perasaannya kepada Rahel. Ka-rena tidak mempunyai harta duniawi di tangannya untuk mempersunting Rahel, Yakub kemudian ber-janji bahwa ia akan bekerja selama tujuh tahun ke-pada Laban, dengan persyaratan bahwa, setelah ma-sa tujuh tahun itu berakhir, Laban bersedia mengi-zinkan Rahel menikah dengannya. Yakub kemudian bekerja selama tujuh tahun untuk mendapatkan Ra-hel dan dengan jujur Yakub melayani selama tujuh tahun sebagaimana telah dijanjikannya. Bahkan, ia menjalankannya dengan senang hati Tetapi yang tu-juh tahun itu dianggapnya seperti beberapa hari saja, karena cintanya kepada Rahel, seolah-olah ia lebih ingin mendapatkan Rahel dengan bekerja daripada memilikinya begitu saja. Perhatikanlah, kasih yang tulus membuat pekerjaan-pekerjaan yang lama dan sulit menjadi sebentar dan mudah. Mathews, 2005, p. 457. Masa kerja tujuh tahun itu diperhitungkan sebagai mas kawin. Kebiasaan membayar mas kawin ini merupakan bukti pengakuan bahwa wanita me-mang berguna dan sebagai ganti rugi kepada keluar-ga atas hilangnya tenaga kerja karena perkawinan. Bagi Yakub yang sangat mencintai Rahel, tujuh ta-hun terasa cepat berlalu. Tetapi pada saat Yakub me-nerima bayaran dari apa yang ia kerjakan dari La-ban, Laban memberikan putrinya yang lebih tua, yai-tu Lea. Yakub tidak mengetahui bahwa Laban me-nipunya. Karena pada zaman itu calon pengantin wanita memakai cadar yang tebal, selama berlang-sung upacara di tengah kegelapan ia dikawal banyak orang. Kemudian pada zaman itu juga, pesta perka-winan berlangsung selama 7 hari Hak. 1410-18 dan dalam masa 7 hari itu pun pengantinnya sudah boleh melakukan hubungan seks sehingga Yakub ti-dur dengan istrinya Viviano, 2002, p. 66. Dari ki-sah Yakub dan Rahel ini terlihat bahwa hubungan seks boleh diijinkan sesudah pesta perkawinan. Oden 2006, p. 37 mengatakan bahwa perkawinan adalah ikatan suami-istri yang direncanakan oleh Allah dan dipenuhi kasih, saling pengertian, damai sejahtera, serta kebahagiaan. Karena itu, kekudusan dalam perkawinan sangat dibutuhkan dan itu selalu berhubungan dengan seks yang merupakan milik su-ami dan istri. Dalam 1 Korintus 75, Paulus mengi-ngatkan orang Korintus untuk menghormati komit-men perkawinan yang sudah dilakukan. Hubungan perkawinan adalah suatu kewajiban seseorang yang memiliki otoritas atas tubuh orang lain secara timbal balik. Paulus meneruskan pembelaannya mengenai perkawinan dengan mengajukan alasan bahwa kese-tiaan perkawinan lebih baik dari percabulan seks. Mereka yang memilih perkawinan harus setia dan saling menghormati. Para suami dan istri memiliki satu sama lain. Persatuan antara suami dan istri yang demikian mencerminkan tata penciptaan. Perkawin-an dalam Kekristenan tidak boleh ada eksploitasi, dominasi, atau penekanan, melainkan pemberian yang bebas dan berbalasan atas dirinya kepada pa-sangannya. Bila harus ada yang menghindari hu-bungan seksual, hal itu haruslah dilakukan dengan persetujuan bersama. Menjauhi pasangan berarti me-nyangkal hak-hak perkawinan pasangan, dan itu sa-ma dengan mencuri. Paulus mengatakan lakukanlah pertahanan diri; tetapi jadikanlah itu sebagai penge-cualian dan bukan sebagai sesuatu yang umum. Pas-tikanlah bahwa kamu berdua setuju dengan tindakan tersebut, dan jangan melakukannya secara berlebih-an bila tidak, Iblis akan menggunakan niat-niat yang saleh untuk membawa seseorang ke dalam jebakan. 196 Volume 4, Nomor 2, Juli 2020 Mencermati perkembangan pola berpacaran, pada abad 20-an sebelum seseorang membangun ru-mah tangga, kebanyakan dari laki-laki dan perem-puan masuk dalam proses pengenalan lebih dalam, yakni berpacaran terlebih dahulu. Tetapi para pe-muda millennial ada yang menganggap bahwa pa-caran itu merupakan sebuah tradisi yang tidak ter-tulis. Pikiran-pikiran seperti inilah yang sudah mele-kat dipikiran para pemuda sekarang yang membuat makna pacaran itu menjadi bergeser dan berkurang maknanya. Berdasarkan apa yang bisa disaksikan sa-at ini, ada pemuda yang melakukan pacaran menga-rah ke arah yang negatif, sikap dalam berpacaran ter-lalu bebas tanpa berlandaskan nilai moral dan agama yang seharusnya menjadi prioritas utama. Itu ter-bukti dari adanya pemuda yang menjadi korban aki-bat bentuk pacaran yang negatif. Hubungan pacaran yang negatif, sehingga mengakhiri pendidikannya dikarenakan sudah hamil di luar nikah dan harus menikah. Keadaan yang seperti inilah dapat mengan-cam, baik di masa kini, maupun di masa-masa yang akan datang. Bukan hanya hamil di luar nikah, tetapi seks bebas dan aborsi juga akan dampak dari pacar-an yang tidak berlandaskan nilai moral dan agama. Hal ini dapat dibuktikkan, di Indonesia sendiri kasus seks bebas setiap tahun semakin meningkat jumlah-nya, umumnya di kota-kota besar. Survei Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional BKKBN pada tahun 2010, se-perti dituliskan oleh Andriani 2014 menunjukkan 52 persen pemuda di Medan sudah melakukan seks bebas dan mengakibatkan penyakit Infeksi Menular Seksual IMS. Angka ini menunjukkan bahwa jum-lah pemuda yang melakukan seks bebas sudah se-makin banyak. Perilaku seks bebas yang melanda para pemuda sering sekali menimbulkan kecemasan para orang tua, pendidik, pemerintah, para ulama, dan lain-lain. Selain jumlah kasus seks bebas, jum-lah kasus aborsi juga mengalami peningkatan. De-partermen Kesehatan RI mencatat bahwa setiap ta-hunnya terjadi 700 ribu kasus aborsi pada pemuda. Prosentasenya adalah 30% dari total 2 juta kasus, dilakukan oleh dukun. Penelitian PKBI menunjuk-kan tahun 2005 di 9 kota mengenai aborsi dengan 37,685 responden, 27% dilakukan oleh klien yang belum menikah dan terdapat kasus dimana klien su-dah mengupayakan aborsi terlebih dahulu secara sen-diri dengan meminum jamu khusus. Sementara 21,8% dilakukan oleh klien dengan kehamilan lanjut dan tidak dapat dilayani permintaannya Andriani, 2014. Semakin meningkatnya jumlah kasus hamil di luar nikah, seks bebas, dan aborsi setiap tahunnya disebabkan karena kurang hati-hatinya pemuda ter-sebut dalam menjalani masa pacaran. Masa pacaran tidak difungsikan sebagai masa untuk menjajaki si-kap, perilaku, pola pikir dan kepribadian pasangan-nya, melainkan digunakan untuk hal-hal yang ber-kaitan dengan seks dan membangkitkan birahi. Dalam pengamatan penulis, kasus hamil di luar nikah sebagai akibat dari pacaran yang tidak be-nar terjadi di banyak gereja. Hanya dalam penelitian ini, penulis mencermati kasus yang terjadi di ling-kungan Huria Kristen Batak Protestan HKBP di Kota Pematangsiantar, Provinsi Sumatera Utara. Da-lam penelitian awal terhadap data yang dimiliki oleh HKBP, ada beberapa pemuda yang mengalami ma-salah pacaran hingga terjadi hamil di luar nikah. Per-soalan ini perlu ditangani untuk meminimalkan per-masalahan. Oleh sebab itu perlu diteliti faktor pe-nyebabnya kemudian dikemukakan implikasi bagi pembinaan pemuda di lingkungan HKBP. Rumusan masalah dalam penelitian ini ada-lah apa faktor-faktor penyebab kasus hamil di luar nikah dan implikasinya bagi pembinaan pemuda ge-reja? Tujuan penelitian ini adalah memaparkan fak-tor-faktor penyebab kasus hamil di luar nikah dan implikasinya bagi pembinaan pemuda gereja. METODE Metode penelitian yang penulis gunakan adalah metode kualitatif karena peneliti berusaha menemukan dan menggambarkan secara naratif ke-giatan yang dilakukan dan dampak dari tindakan yang dilakukan Anggito & Setiawan, 2018, p. 7. Dalam penelitian kualitatif ini penulis berusaha Theresia Tiodora Sitorus, Implikasi Pembinaan Pemuda Gereja Atas Faktor-Faktor Penyebab …. 197 mengungkap data lapangan untuk memberikan infor-masi yang jelas terhadap apa yang disajikan dalam laporan penelitian Anggito & Setiawan, 2018, p. 11. Pendekatan kualitatif dapat dipilih dalam pene-litian keagamaan karena dapat membantu mengana-lisis permasalahan dan mencari makna secara men-dalam serta membantu pengembangan gereja Pur-wanto, 2016; Zaluchu, 2020. Dalam melakukan penelitian ini, penulis secara langsung meneliti kon-disi yang terjadi dalam lapangan. Tehnik pengum-pulan data yang digunakan penulis untuk menambah informasi dan menganalisis data adalah studi kepus-takaan, observasi, dan wawancara. Data lapangan yang disajikan penulis berisikan uraian-uraian infor-masi yang didapat penulis dari informan. Setiap data dituangkan penulis melalui kata-kata dan tidak be-rupa angka-angka atau rumus-rumus. Penulis me-mulai dengan menjelaskan makna pacaran dalam Al-kitab dan makna perkawinan yang didapat penulis dari studi kepustakaan, kemudian penulis mendes-kripsikan hasil informasi yang didapat penulis dari lapangan tentang faktor-faktor penyebab dari kasus hamil di luar nikah. Untuk menemukan faktor-faktor penyebab kasus hamil di luar nikah ini, penulis mengambil 5 informan yang berasal dari pasangan suami-istri yang hamil di luar nikah dari beberapa gereja HKBP di Kota Pematangsiantar, Provinsi Sumatera Utara. Penulis merahasiakan identitas pri-badi informan atas pertimbangan etis, tetapi data yang penulis sajikan sesuai dengan hasil fieldnote. HASIL DAN PEMBAHASAN Faktor-Faktor Penyebab Kasus Hamil di Luar Nikah Berdasarkan penelitian lapangan yang dila-kukan oleh penulis, penulis menemukan faktor-fak-tor penyebab pacaran yang negatif. Dalam hal ini pe-nulis menyebutnya sebagai pacaran yang tidak Kris-tiani. Gambar Kasus Hamil di Luar Nikah Faktor Kasus Hamil di Luar Nikah Faktor Kurangnya Perhatian dan Pengawasan Orangtua Faktor Pergaulan Bebas Faktor Kurangnya Pembentengan/Pertahanan Diri Faktor Tidak Mendapat Pengetahuan Seksualitas Faktor Teknologi 198 Volume 4, Nomor 2, Juli 2020 Perhatian dan Pengawasan Orangtua Kurangnya perhatian dan pengawasan dari orang tua menjadi salah satu faktor utama yang membuat terjadinya pacaran yang negatif sehingga menghasilkan kasus hamil di luar nikah. Orang tua sibuk dengan pekerjaannya sehingga perhatian dan arahan terhadap anak-anaknya sangat kurang diberi-kan. Kurangnya perhatian dan pengawasan dari orang tua mengakibatkan seorang anak mudah ter-bujuk oleh perilaku mesra lawan jenis yang lebih dewasa. Belaian, perhatian, ciuman dan pelukan di-pandang merupakan wujud dari kasih sayang. Dalam kondisi mental labil, seorang anak muda akan mu-dah sekali dibujuk melakukan hubungan seksual oleh predator yang lebih dewasa maupun seusia Magdalena, 2010, p. 33. Hal inilah yang dialami oleh ES dan MS. ES 2019 menjelaskan bahwa mulai dari kecil ia kurang mendapat perhatian dari kedua orang tuanya. Tetapi ketika ia berpacaran, perhatian itu ia dapat dari sang pacar. Sang pacar se-ring memberikan barang-barang yang ia minta. Ke-mudian sang pacar memanfaatkan keadaan ES de-ngan terus merayunya untuk melakukan hubungan intim dan pada saat itu posisi ES juga sedang me-nyusun skripsi yang tidak selesai, ditambah juga ES bermasalah dengan dosen pembimbing skripsinya, akhirnya ia menyetujui permintaan pacarnya. Se-dangkan pada kasus MS 2019 menunjukkan bahwa orang tuanya juga tidak pernah menanyakan bagai-mana kuliahnya dan pergaulannya terkhusus hu-bungan pacarannya. Orang tua MS selalu sibuk de-ngan pekerjaannya dan hanya memberikannya uang untuk keperluannya. MS mengatakan memang da-lam keluarganya, keharmonisan keluarga itu kurang diperhatikan. Padahal orang tua MS adalah orang tua yang berasal dari latar belakang pendidikan dan pe-kerjaan yang baik. Dalam keluarga tidak pernah ada waktu untuk kumpul bersama-sama bahkan untuk doa bersama dan makan bersama tidak pernah dila-kukan. MS mengikuti rayuan yang diungkapkan oleh sang pacar untuk melakukan hubungan intim. Hal ini dilatar-belakangi oleh orang tua yang tidak membe-rikan perhatian dan terlalu sibuk dengan pekerjaan-nya. Ketika orang tua gagal dalam menanamkan ni-lai-nilai dalam diri anak dan kurang memfasilitasi perkembangan karakter yang baik, maka anak akan mencari nilai-nilai dari luar dan pembentukan karak-ter akan bergantung pada peneladanan di lingkungan sosial yang lebih luas Magdalena, 2010, p. 32. Lingkungan keluarga menjadi salah satu lingkungan yang utama dimana anak bertumbuh dan dibimbing dengan karakter kepribadian yang baik. Mariani dan Diana 2020 lingkungan keluarga memberi dua pengaruh bagi pertumbuhan anak, da-pat menjadi penunjang pertumbuhan anak yang baik, atau malah menjadi penyesat bagi anak. Oleh karena itu, orang tua sangat berperan untuk memberikan pembekalan bagi anak dalam dalam mengantarkan anak memasuki remaja dan bergabung dengan ke-lompok usia sebayanya. Menjadi nak yang berguna untuk kehidupan pribadinya, orang lain, dan ling-kungan lebih luas tergantung didikan dari keluarga si anak. Di dalam keluarga, orang yang memiliki kuasa dan yang sangat berperan adalah orang tua. Orang tualah yang menjadi bertanggung-jawab untuk mem-berikan didikan dan arahan yang baik terhadap anak melalui perhatian setiap hari. Selain bekerja untuk mencari nafkah, orang tua harus memberikan waktu untuk berkomunikasi kepada anak bagaimana kehi-dupan dan pergaulannya di luar lingkungan keluar-ga. Jika orang tua mendidik anak secara benar dan memberikan perhatian melalui waktu yang disiap-kannya untuk berkomunikasi kepada anak, maka anak akan tumbuh menjadi anak yang memiliki pri-badi yang baik dan tidak terpengaruh oleh lingkung-an di luar keluarga. Pergaulan Bebas Pergaulan merupakan suatu hubungan antar manusia sebagai mahkluk sosial yang tidak dapat dihindarkan. Pergaulan tersebut dapat berupa hu-bungan reaktif saja, dimana antara dua individu atau lebih hanya terjalin hubungan bagaikan tanya-jawab saja. Menurut Illua 2020 pergaulan yang dimiliki si anak dapat memberikan pengaruh bagi tumbuh kem-bangnya dan dapat membentuk karakter si anak, Theresia Tiodora Sitorus, Implikasi Pembinaan Pemuda Gereja Atas Faktor-Faktor Penyebab …. 199 baik karakter yang baik ataupun karakter yang tidak baik. Terdapat pergaulan antar individu yang ber-sangkutan aktif dan kreatif menciptakan hubungan dimana masing-masing saling memajukan tarif kehi-dupannya dan saling menyempurnakan martabatnya. Akan tetapi pergaulan dapat menimbulkan masalah, hingga akhirnya dapat menimbulkan kesulitan bagi orang yang bersangkutan Gunarsa & Gunarsa, 1987, p. 36. Pergaulan yang menimbulkan persoal-an dan cenderung terlalu bebas tanpa pengawasan orangtua disebut pergaulan bebas. Anwar, Martunis, dan Fajriani 2019 mengungkapkan ketika anak su-dah masuk dalam pergaulan bebas, si anak akan mengalami kesadaran dan pengontrolan diri yang kurang terhadap hal-hal yang tidak sesuai dengan norma-norma agama, adat istiadat maupun kaidah-kaidah berlaku dalam masyarakat. Selain itu, si anak sering keluar larut malam, bergaul dengan lawan je-nis tanpa adanya batasan, bullying, mengakses kon-ten pornografi, berpenampilan tidak sesuai dengan umur, melanggar aturan sekolah dan sejenisnya. Pergaulan bebas berdampak pada hubungan seks bebas di kalangan remaja dan pemuda. Penga-ruh pergaulan bebas menentukan, dimana kadang awalnya hanya mencoba-coba, lama-kelaman menja-di ketagihan dan terbiasa. Ketika pergaulan itu me-nyediakan gambar atau tulisan berbau seks, akan meningkatkan secara langsung nafsu dari seseorang. Nah, jika tidak dibekali dengan pengetahuan menge-nai seks dan dibentengi dengan moral, maka nafsu birahi yang ia miliki dapat membawanya untuk me-lakukan aktivitas seks Magdalena, 2010, p. 33. Hal inilah yang dialami oleh MS dan SELS. MS 2019 mengatakan bahwa ia hamil di luar nikah karena dia memiliki pergaulan yang bebas tanpa pengawasan orang tuanya. Ia sering menginap di kost-kostan te-mannya, ia juga sering ke cafe, ia juga sering me-nonton video porno, bahkan ia pernah mencoba shabu-shabu. Pergaulan yang bebas tanpa pengawas-an orang tua juga membawanya kepada hubungan pacaran yang negatif. Selama MS 2019berpacaran, sudah beberapa kali melakukan hubungan intim ber-sama pacarnya sampai pada akhirnya ia hamil. Hal yang serupa juga dialami oleh SELS 2019, karena pergaulan bersama teman-temannya dan lingkungan yang membuat ia terlalu bebas dalam berpacaran sampai pada akhirnya SELS hamil. Selain itu, pergaulan dan lingkungan yang menganggap berciuman antara lelaki dan perempuan adalah hal biasa, termasuk berpegangan tangan, pe-lukan, atau bahkan yang lebih jauh lagi adalah hal yang lumrah, maka akan menganggap semua akti-vitas yang mengarah pada perilaku seks itu biasa sa-ja, dan merasa wajar melakukannya juga. Hal inilah yang dialami oleh SELS 2019. Pembentengan/Pertahanan Diri Kurangnya pembentengan/pertahanan diri da-ri si pemuda juga menjadi salah satu faktor. Rayuan yang diungkapkan oleh si laki-laki pada umumnya tidak mampu ditolak oleh perempuan. Mereka ditipu oleh kebaikan dan perkataan manis yang dilakukan oleh pasangannya. Pemberian uang dan barang-ba-rang terhadap perempuan menjadi salah satu kebaik-an yang diberikan laki-laki pada pasangannya se-hingga dengan itu si perempuan tidak sanggup me-nolak rayuan si laki-laki ES, 2019. Masalah yang terjadi pada perempuan adalah perempuan tidak mampu membentengi dirinya dengan hal-hal dunia-wi dan ketika diwawancarai SELS 2019 mengaku bahwa spritualitasnya juga sangat kurang/jarang per-gi ke gereja. Gaol dan Stevanus 2019 krisis spiri-tualitas sebagai akar dari krisis moralitas. Krisis spi-ritualitas dapat menjadi salah satu awal dari krisis moralitas yang kemudian dapat mengarah pada pe-rilaku seks bebas di kalangan remaja. Zohar dan Marshall 2001 mengatakan spiritualitas yang baik membuat manusia menjadi kreatif untuk hidup dal-am batasan, mampu membedakan, memberi rasa moral, dan mampu menyesuaikan diri dengan aturan dibarengi dengan pemahaman dan cinta pada ba-tasan. Karena itu, dengan spiritualitas yang baik, se-seorang akan sadar bahwa seks itu adalah bagian da-ri anugerah Tuhan. Seks adalah anugerah dari Allah yang diberikan kepada laki – laki dan perempuan yang bersifat agung. Karena anugerah Allah yang 200 Volume 4, Nomor 2, Juli 2020 agung maka seks pertama kali dilakukan sesuai de-ngan waktu yang ditentukan. Menurut Mile2000, p. 106, seks anugerah yang agung itu hanya dapat di-lakukan pada pernikahan. Ia mengatakan bahwa me-lakukan seks dengan bebas sebelum pernikahan ada-lah dosa. Karena hanya di dalam sebuah pernikahan-lah peneguhan janji dari ikatan yang suci antara laki-laki dan perempuan yang menghadirkan seksualitas didalamnya. Seks adalah milik dari sebuah pernikah-an dan inilah yang menunjukkan kemurnian dari se-buah pernikahan Kristen Miles, 2000, p. 106. Keti-ka Allah menciptakan perempuan dan laki-laki da-lam rupanya, ia memberikan kebebasan pada laki-la-ki dan perempuan itu. Allah memberikan kebebasan kepada manusia dan manusia harus bertanggung-ja-wab untuk itu. Kebebasan yang bertanggung-jawab itu harus berdasarkan hukum yang ada, yaitu mem-perhatikan alam, moral, dan Ilahi. Inilah kebebasan yang terberkati. Sama halnya dengan seseorang yang melakukan seks. Seseorang yang tidak mengguna-kan kebebasan yang bertanggungjawab dalam hu-bungan seksnya, maka seks itu bukan menjadi berkat melainkan kutuk. Terbukti dari semakin seseorang itu melakukan hubungan seks secara bebas, maka ia semakin muda mengalami penyakit kelamin dan menghancurkan kesehatannya, keluarganya, dan ke-hidupan sosialnya. Hubungan seksual dan gairah seksual yang tidak terbatas adalah milik pernikahan. Seks adalah karunia Tuhan untuk kebahagiaan manusia. Karena itu seks perlu untuk dipelihara de-ngan baik dan dijunjung, selain itu juga perlu dihor-mati dan dihargai. Sebab ketika meremehkan seks, maka akibatnya ialah kerusakan jasmani dan rohani pada diri sendiri. Suatu sikap hidup yang jelas yang berlandaskan pada perintah Tuhan akan membantu seseorang menegakkan kehidupan yang suci dan mulia Tu’u, 2000, p. 13. Pengetahuan Seksualitas Ketika seorang anak tidak mendapat penge-tahuan tentang seksualitas sejak kecil dari ling-kungan keluarga, yakni orangtua tidak mengajari tentang kegunaan dari anggota-anggota tubuh dan bagaimana ia harus menjaga tubuh terkhusus si pe-rempuan, maka ia akan menganggap anggota-ang-gota tubuh yang ada pada dirinya tidak memiliki ke-khususan waktu untuk digunakan/tidak perlu dijaga terkhusus alat kelaminnya. Sehingga ia dapat me-lakukan hubungan intim bersama pacarnya dengan bebas tanpa memikirkan dampaknya. Hal inilah yang dialami oleh MS 2019 dan ES 2019 yang memang tidak pernah mendapat pengetahuan ten-tang seksualitas dari orang tuanya. Harmadi dan Diana 2020 pendidikan seksualitas sangat perlu untuk bekal bagi si anak memasuki usia remaja ka-rena pada usia remaja minat heteroseksual mereka secara perlahan mengarah kepada orang tertentu dari jenis seks yang berlawanan, mulai dari perhatian yang lebih bersifat genital menuju perhatian yang bersifat erotis. Gaol dan Stevanus 2019 ber-pendapat jika anak-anak tidak diajar pendidikan seks sedini mungkin, maka terjadi kemungkinan besar akan mengarah pada pergaulan bebas, seks bebas, pemerkosaan, sodomi, hamil diluar nikah, aborsi, hi-dup bersama diluar nikah, dan pelanggaran-pelang-garan nilai-nilai moral lainnya. Dengan demikian, remaja memerlukan pendidikan seks, bahkan dapat dimulai sejak masih kanak-kanak. Perkembangan teknologi memudahkan akses informasi sehingga anak-anak dan remaja menjadi rentan terhadap infor-masi yang salah mengenai seks. Pendidikan seks pa-da anak dan remaja dapat memberitahu berbagai pe-rilaku seksual berisiko yang harus dihindari. Pendi-dikan seks harus dianggap sebagai bagian dari pro-ses pendidikan untuk memperkuat pengembangan kepribadian. Menurut Chalke 2007, p. 32, ketika si anak berada dalam tahap masa puber, maka hormon yang dimiliki akan meningkat dan bergejolak di dalam tu-buh serta memerintahkan bagian-bagian tertentu ber-ubah menuju dewasa. Hormon estrogen berfungsi untuk mengendalikan siklus reproduksi anak perem-puan, memerintahkan indung telur melepaskan telur ke leher rahim setiap bulannya. Hormon testosteron berfungsi mengawasi produksi sprema pada anak laki-laki Chalke, 2007, p. 32. Pada anak perem- Theresia Tiodora Sitorus, Implikasi Pembinaan Pemuda Gereja Atas Faktor-Faktor Penyebab …. 201 puan, buah dada mulai berkembang dan mulai tum-buh rambut di ketiak atau pangkal paha mereka. Lalu, mereka mulai menstruasi. Menstruasi menan-dakan anak perempuan sudah mulai dewasa. Per-kembangan anak laki-laki rata-rata lebih lambat satu tahun atau lebih dibandingkan anak perempuan. Tu-buh anak laki-laki mulai bertambah tinggi dan bero-tot, serta tumbuh rambut di wajah dan pangkal paha. Suara mereka membesar, juga testis mereka, mereka pun memasuki dunia ereksi dan ejakulasi. Chalke, 2007, p. 33. Perubahan-perubahan fisik tersebut adalah ba-gian kecil dibanding dengan pengaruh emosional yang dibangkitkan oleh masa puber itu. Kegelisahan, depresi, atau kurangnya rasa kepercayaan diri akan menjadi tantangan emosional yang dihadapi anak pada msa pubertas. Bertemu dengan lawan jenis akan meningkatkan kegelisahan dan hasrat yang se-belumnya tidak pernah memikirkan berubah menjadi sesuatu yang menyenangkan dan ingin memiliki. Selain itu, dari tidak pernah benar-benar berpikir mengenai seks, mereka tiba-tiba mendapat dirinya selalu memikirkan tentang seks dari keadaan tanpa hasrat, yang kemudian tanpa disangka mereka kini menjadi selalu penuh hasrat Chalke, 2007, p. 34. Seorang perempuan sudah boleh merencana-kan sebuah pernikahan adalah umur 24 tahun karena dianggap sudah matang secara biologis dan jiwa. Pacaran mestinya sudah boleh berlangsung. Sebuah statistik psikologi menyebutkan bahwa pacaran tidak boleh terlalu lama. Lama pacaran ideal itu sekitar dua tahunan. Lebih lama dari itu berisiko putus dan lebih pendek dari dua tahun kemungkinan belum tentu saling menemukan kecocokan untuk hidup ber-sama Nadesul, 2009, p. 44. Hubungan dengan lawan jenis menyentuh suatu dorongan fisik yang sangat kuat dari manusia sehingga menimbulkan banyak pencobaan. Kecen-derungan terulangnya kontak fisik akan semakin ter-jadi jikalau pacaran yang dibangun eksklusif dan tidak sehat. Lelaki dan wanita yang terlibat dalam kontak fisik selama berhubungan dan bahkan penye-lewengan seks itu sulit mengatakan “tidak” apabila ada kesempatan yang terbuka untuk itu. Kebutuhan biologisnya terasa semakin bertambah dan kuat se-kali seolah-olah hal itu telah membius diri mereka sehingga memerlukan pemuasan segera. Jika do-rongan biologis ini tidak terpenuhi dengan cepat, maka sering terjadi salah paham, pertengkaran, ama-rah, rasa mudah tersinggung yang keterlaluan se-hingga tidak jarang menimbulkan kekalapan. Apa-bila terjadi kehamilan yang tidak dapat dipertang-gungjawabkan, maka pada umumnya rasa malulah yang mengguncang batin pihak wanita Tu’u, 2000, p. 20. Jika seseorang pun tidak pernah menolak, maka ketika seseorang memiliki jarak jauh dengan pasangan anda akan menciptakan kerinduan yang di-perlukan oleh seksualitas Towsend & Cloud, 2008, p. 76. Menurut Chalke, orangtua sangat berperan da-lam mendidik anaknya supaya dapat berpacaran de-ngan positif terkhusus memberikan anak-anaknya pendidikan seksual. Pendidikan seksual merupakan salah satu bagian terpenting dari pendidikan biasa Chalke, 2007, p. 19. Banyak orangtua mengatakan bahwa tugas mereka ialah mendidik anak-anak me-reka agar dapat hidup dengan sopan dan suci. Sesuai dengan itu mereka, tidak mau membicarakan soal-soal seks dan seksualitas dengan anak-anak mereka. Tetapi mereka lupa, bahwa sama seperti anak-anak yang lain, demikian pula anak-anak mereka suatu saat ingin mengetahui dari mana datangnya seorang bayi, bagaimana bayi itu dibuat, dan lain-lain. Ka-rena anak-anak mereka tidak mendapat penjelasan dari mereka, anak-anak itu mengusahakan penjelas-an itu dari kawan-kawan mereka – di sekolah atau di luar sekolah – atau dari “stensilan-stensilan gelap” yang dapat mereka peroleh. Hal itu sangat berba-haya, bukan saja karena penjelasan yang mereka peroleh dari kawan-kawan mereka itu tidak selalu benar dan tidak selalu diberikan “dalam bentuk yang sopan”, melainkan juga karena impresi atau penge-tahuan yang salah tentang seks dan seksulitas dapat mempunyai pengaruh yang buruk atas kehidupan seksual mereka. Selain itu, sikap yang negatif dari orang tua terhadap soal-soal seks dan seksualitas da- 202 Volume 4, Nomor 2, Juli 2020 pat memberikan kesan kepada anak-anak, seolah-olah persoalan itu adalah buruk dan kotor, karena itu tidak boleh dibicarakan. Selain itu, sebagian orang tua menerapkan prinsip bahwa anaknya tidak mem-butuhkan pendidikan seksual karena adanya ketakut-an jika terlalu banyak memperoleh informasi tentang pengetahuan seksual maka akan mendorong anak mereka pada melakukan hubungan seks terlalu dini Chalke, 2007, pp. 29–30. Oleh sebab itu, orangtua memilih untuk menunda memberi informasi tentang seks pada anak mereka sampai dirasa bahwa itu ada-lah kebutuhan yang benar-benar mendesak. Pada da-sarnya tujuan mereka baik, tetapi ketika mereka te-tap mungkin justru lebih menjerumuskan daripada membantu anak-anak mereka. Pada sisi lain anak dapat menjadi sangat tidak komunikatif dengan orang tua mereka, terutama yang berkaitan dengan hal pribadi dan membuat mereka malu seperti ma-salah pacaran. Bahkan ada kemungkinan orang tua adalah orang terakhir yang akan mengetahuinya. Ja-di jika orang tua ingin menunggu sampai detik-detik terakhir sebelum merampas kepolosan mereka yang berharga, kemungkinan besar ada orang lain telah le-bih dulu. Ketika orangtua menerapkan prinsip diam adalah emas, maka mereka akan melewatkan bebera-pa kesempatan terpenting dalam membantu mereka menyiapkan masa depan, serta apa yang disebut de-ngan dimulainya proses metamorfosis perlahan dari anak laki-laki atau perempuan menjadi pria atau wanita dewasa. Oleh sebab itu sangat diperlukan se-buah bimbingan yang terbuka dan jujur dari orang tua terhadap seksualitas untuk membantu mereka membuat pilihan-pilihan yang lebih baik, memiliki dasar, dewasa dan bertanggung jawab dalam meng-hadapi tekanan berat dari hormon, teman-teman, dan media. Tanggung jawab orangtua adalah membantu anak mereka memahami serta mampu mengendali-kan keinginan hati dan emosi mereka, memanfaat-kan kekuatan dorongan seksual mereka agar dapat bekerja untuk mereka Chalke, 2007, p. 31. Sujar-wati, Yugistyowati, Haryani2014 menjelaskan bahwa setiap orang tua berhak memberikan pemaha-man tentang seksual kepada anaknya dan mengajar-kan fungsi dari alat reproduksi yang ada pada tubuh manusia. Dari hal ini anak remaja dapat memahami perilaku seksual yang tepat dan dapat mengem-bangkan perilaku seksual yang sehat. Faktor Teknologi Illua dan Masihoru 2020 menjelakan bah-wa terkontaminasi dengan teknologi yang memiliki daya kecepatan tinggi untuk menyebarkan berita po-sitif dan berita negatif yang sangat berpengaruh terhadap perilaku seks pranikah. Teknologi yang semakin berkembang pesat menjadi faktor terakhir dari penyebab pacaran yang negatif di kalangan pe-muda yang mengakibatkan hamil di luar nikah. Mu-lai dari adanya telepon genggam, televisi, radio, bah-kan internet, membuatnya cepatnya infomasi menge-nai seksualitas beredar. Bukan hanya itu, internet juga banyak menyediakan video-video yang dapat memicu syaraf seseorang dalam seksual dan ingin melakukannya dengan pasangannya. Siagian 2019 dengan beredarnya VCD dan majalah-majalah porno yang diperdagangkan begitu bebas disembarangan tempat, dapat membuat anak memperoleh sesuatu pengetahuan yang tidak benar dan ironisnya mereka akan cenderung mempraktekkan apa yang mereka baca dan tonton. Hal ini yang terjadi pada ARS 2017. Selain itu, teknologi juga dapat membuat se-seorang yang tidak dikenal menjadi dikenal bahkan berlangsung pada hubungan pacaran yang sebenar-nya si perempuan belum mengenal secara dalam dari karakter si laki-laki. Hal ini terjadi pada kasus ES 2019. Implikasi Bagi Pembinaan Pemuda Gereja Mencermati faktor-faktor penyebab terjadi-nya hamil di luar nikah pada pemuda gereja maka perlu pembinaan yang holistik, implikasinya bagi pembinaan pemuda gereja adalah Komunitas Tumbuh Bersama Komunitas Tumbuh Bersama KTB meru-pakan sekelompok orang yang menyadari akan kasih karunia Allah dalam hidup mereka. Komunitas ini Theresia Tiodora Sitorus, Implikasi Pembinaan Pemuda Gereja Atas Faktor-Faktor Penyebab …. 203 kemudian bertemu untuk belajar firman Tuhan, ber-bagi pengalaman, saling mendukung dan mendoakan dalam pemulihan karakter yang lebih baik dan ber-tumbuh sesuai dengan nilai-nilai Kekristenan. Ko-munitas Tumbuh Bersama ini dibuat oleh gereja atas hasil musyawarah antara pendeta dan majelis gereja untuk para pemuda gereja. Komunitas ini ada de-ngan tujuan menambah kegiatan-kegiatan yang posi-tif bagi pemuda gereja di luar lingkungan keluarga dan sekolah daripada menghabiskan waktu berdua bersama pacar. Selain itu, KTB ini juga dapat men-jadi sarana/tempat bagi pemuda dalam mengaktuali-sasikan bakat dan potensi, serta dapat memperkuat rasa persaudaraan antar sesama pemuda yang ada di gereja tersebut. Kegiatan-kegiatan positif dalam KTB ini dapat berupa diskusi, sharing, games, dan retreat rohani dengan mengkhususkan topik bagai-mana pemuda harus bersikap bijak dalam mengen-dalikan pikiran dan emosi terhadap orang tuanya, terhadap pergaulannya, terhadap spiritualitasnya, dan juga bersikap bijak dan kreatif dalam meman-faatkan teknologi-teknologi yang ada. Secara teoritis, KTB dapat berfungsi sebagai wadah pemuridan yang bertujuan agar anggota ke-lompok dapat menyadari karunia Allah melalui pen-dalaman Alkitab, kemudian berbagi pengalaman, memberikan dukungan dan doa sehingga akhirnya menjadi serupa dengan Kristus Panuntun & Para-mita, 2019. Melalui KTB, pemuda Kristen juga da-pat diarahkan untuk terus bertumbuh secara karakter yang mengarah pada Kristus sehingga dapat memi-nimalkan permasalahan pacaran yang tidak sehat dan hamil di luar nikah. Harmadi dan Diana 2020 melihat bahwa masalah perilaku seksual pada pe-muda perlu ditangani dengan memberikan pembi-naan iman Kristen sehingga mereka dapat bertum-buh secara rohani. Jika demikian maka KTB dapat dipilih sebagai cara pembinaan pemuda untuk me-nangani permasalahan pacaran yang berpotensi me-ngarah pada terjadinya masalah hamil di luar nikah. Pembinaan melalui KTB dapat dikategori-kan sebagai bagian dari pembinaan warga jemaat yang holistik. Nugroho 2017 berpendapat bahwa berbagai permasalahan yang terjadi di dalam gereja perlu ditangani melalui pembinaan yang holistik. Menurut Nugroho, gereja perlu mulai melibatkan kaum awam dalam pembinaan melalui kelompok-kelompok kecil. Tentunya harus dilakukan dengan memperlengkapi mereka terlebih dahulu. Pola ini sejalan dengan penjelasan Darmawan 2017, 2019 tentang konsep pemuridan yang tergambar dalam Matius 2819-20 dan mengarah pada terjadinya per-tumbuhan rohani jemaat. Dengan diskusi dan penda-laman nilai-nilai Kristen sebgaimana ditekankan da-lam Alkitab, maka pemuda Kristen dapat diarahkan mengalami perubahan pola pikir dan pertumbuhan rohani. Katarina dan Darmawan 2019 menjelaskan bahwa pemahaman Alkitab yang mendalam dapat mengarahkan pada terjadinya pembentukan karakter dan rohani yang dewasa. Dengan demikian, pemuda dapat menjadi lebih siap menghadapi tantangan ma-sa muda mereka. Seminar Iman Kristen Seminar iman Kristen adalah sebuah bentuk pengajaran yang berdasarkan nilai-nilai Kekristenan. Tujuan seminar ini adalah untuk menambah wa-wasan dan pengetahuan. Seminar iman Kristen ini dibuat oleh gereja dan ditujukan kepada dua kate-gorial, yakni pemuda dan orangtua. Pertama, se-minar iman Kristen kepada pemuda. Tema-tema yang diseminarkan adalah yang berkaitan dengan kehidupan pemuda seperti dampak dari pergaulan bebas, bijak dan kreatif dalam berteknologi, masalah narkoba, dan pacaran menurut nilai-nilai Kekristen-an. Seminar tentang citra diri juga perlu dilakukan, sebab menurut penelitian Sitanggang dan Juantini 2019, masalah di lingkungan pemuda dapat dise-babkan karena adanya citra diri yang buruk. Tafonao 2018 menekankan bahwa ada peran penting gem-bala untuk membantu pemuda mengalami pertum-buhan rohani. Dalam hal ini gembala dapat mem-bantu menjawab kebutuhan rohani pemuda melalui penyelenggaraan seminar iman Kristen. Kedua, seminar iman Kristen kepada orang tua. Seminar kepada orangtua mengundang para 204 Volume 4, Nomor 2, Juli 2020 orang tua pemuda gereja dengan beberapa topik se-perti pemuda dan lingkungan, pentingnya pendidik-an seks, dan peranan dan tanggungjawab orangtua kepada anak. Diana 2019 menjelaskan bahwa ada singifikansi tanggung jawab orang tua dalam men-didik anak menghadapi berbagai perkembangan tek-nologi yang menyediakan berbagai kemudahan. Itu sebabnya orang tua perlu dipersiapkan menghadapi perkembangan dalam kaitannya dengan pendidikan anak mereka. Walean 2018 menjelaskan bahwa dalam pembinaan di gereja, pengajaran iman Kristen umumnya dilaksanakan melalui katekisasi. Tetapi ji-ka mencermati penjelasan Nugroho 2017 bahwa pembinaan warga gereja harus dilakukan secara ho-listik maka seminar iman Kristen dapat dipilih se-bagai bentuk pembinaan pemuda. Personal Care Personal care dalam hal ini lebih mengarah kepada konseling dan pelayanan pastoral yang dila-kukan pendeta dan majelis gereja yang sebelumnya sudah dibekali tentang strategi dalam konseling. Per-sonal care ini lebih ditujukan kepada orang tua de-ngan fokus bagaimana seharusnya orang tua bersi-kap dan mendidik anaknya. Dalam beberapa kasus, permasalahan moral umumnya mengarah pada terjadinya tindakan diskri-minasi pada orang yang bermasalah. Padahal dalam masalah seperti ini orang yang bermasalah membu-tuhkan dukungan orang lain sehingga dapat menjadi sadar dan kembali bertumbuh dalam pengenalan akan Allah. Itu sebabnya dalam pembinaan terhadap pemuda yang bermasalah dalam kasus hamil di luar nikah, perlu tindakan kepedulian dari gereja agar mereka dapat terus bertumbuh. Dalam hal ini ten-tunya tidak mengabaikan sanksi disiplin gereja. Tindakan personal care dapat dilakukan de-ngan mengadakan perkunjungan pastoral. Penelitian Widiyanto dan Susanto 2020 menunjukkan bahwa perkunjungan pastoral dapat membantu jemaat mengalami pertumbuhan rohani. Jika demikian, pembinaan melalui perkunjungan dapat diarahkan untuk membantu orang tua menjalankan perannya sebagai ayah/ibu yang dapat menjadi sahabat bagi diri anak-anak itu, tindakan pastoral juga dapat menjadi kesempatan untuk membantu menjembatani masalah komunikasi antara anak dan orang tua. Dengan demikian dapat diminimalkan permasalah pacaran yang tidak baik dan yang mengarah para perilaku seks di luar nikah. Silabus Khusus Tentang Seksualitas Mencermati masalah yang terjadi sebagai-mana digambarkan di atas maka dapat dibuat silabus katekisasi khusus tentang seksualitas menurut iman Kristen dalam katekisasi sidi. Setiap anggota gereja HKBP akan menjalani masa katekisasi sebelum di sidi. Masa ini dapat menjadi masa pembinaan pe-muda sehingga dapat memperlengkapi pemuda HKBP menjadi pemuda Kristen yang dewasa secara rohani. Leuwol 2018, p. 32 mengungkapkan bahwa katekisasi perlu dilakukan bagi pemuda yang akan menjalani sidi agar dapat membantu pemuda me-mahami iman Kristen yang kemudian ditunjukkan dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Leuwol de-ngan katekisasi yang baik, pemuda Kristen dapat dipersiapkan menjadi lebih dewasa secara rohani dan akhirnya merealisasikan imannya dalam kehi-dupan sehari-hari. Dalam mencermati masalah yang digambarkan di atas, maka menurut penulis perlu se-buah katekisasi yang khusus membahas tentang seksualitas sehingga iman Kristen direalisasikan da-lam kehidupan pergaulan pemuda. Picanussa 2019, p. 12 mengungkapkan bahwa pendidikan dalam gereja berfungsi untuk membina warga gereja bertumbuh secara iman dan kehidupan kristiani. Oleh sebab itu, Picanussa meng-ungkapkan bahwa perlu sebuah kurikulum yang da-pat menjadi acuan agar proses pembinaan dapat dija-lankan dengan terarah dan sesuai tujuan pendidikan dalam gereja. Secara umum, silabus merupakan ren-cana pembelajaran pada suatu kelompok yang men-cakup standar kompotensi, kompotensi dasar, materi pokok/pembelajaran, dan metode pembelajaran. Un-tuk silabus dalam katekisasi sidi di gereja biasanya Theresia Tiodora Sitorus, Implikasi Pembinaan Pemuda Gereja Atas Faktor-Faktor Penyebab …. 205 membicarakan materi tentang isi Alkitab, dogma gereja, sejarah gereja, dan peribadahan. Silabus da-lam katekisasi sidi dibuat oleh katekumen penga-jar/majelis gereja. Tetapi dalam tulisan ini penulis menawarkan adanya silabus khusus yang berisikan materi seksualitas menurut iman Kristen. Tujuan da-ri materi ini agar pemuda dapat mengetahui bentuk seksualitas yang wajar dilakukan sebagai pemuda Kristen dan agar pemuda dapat menjaga sikap dalam berpacaran. Berikut penulis menyertakan contoh to-pik-topik dari materi seksualitas menurut iman Kris-ten yang dapat dibuat di katekisasi sidi gereja 1 Pe-ngertian seks dan seksualitas, 2 Faktor-faktor yang mempengaruhi seksualitas, 3 Seksualitas bagi pe-muda, 4 Seks dalam pola ciptaan Allah, 5 Seks da-lam pernikahan, 6 Seks di luar pernikahan, 7 Hu-bungan antara kasih dan seks, 8 Kesucian dan ke-sopanan menurut Alkitab. KESIMPULAN Pacaran yang ditinjau dari segi iman Kristen adalah sebuah relasi yang lebih dari sekedar teman untuk dapat saling mengenal sebelum masuk kepada tahap pernikahan. Tujuan utama dari pacaran itu adalah untuk mengenal lebih dalam bagaimana pola pikir dan karakter dari pasangan. Dalam proses pa-caran itu juga akan terlihat bagaimana kesungguhan seorang laki-laki menyayangi seorang perempuan dan bagaiman tanggung jawab dari seorang laki-laki kepada seorang perempuan sebelum menjadikannya seorang istri. Pacaran yang ditinjau dari segi iman Kristen juga adalah hubungan yang dilakukan oleh laki-laki dan perempuan dalam kerangka kasih Allah itu sendiri. Oleh karena itu, apapun alasannya, di luar kerangka rumah tangga antara suami dan istri, hubungan seks tidak boleh dilakukan. Hubungan seks hanya boleh dilakukan ketika sudah memasuki tahap pernikahan dan fungsi utamanya adalah meng-hasilkan keturunan Kej. 128. Tujuan pacaran yang ditinjau dari segi iman Kristen, adalah pacaran bu-kanlah sarana pemuasan nafsu, pacaran bukan se-kedar pemberi motivasi belajar atau bekerja, pacaran bukan untuk mengisi kesepian, dan pacaran bukan sekedar free-life tanpa arah yang jelas. Dari faktor masalah yang ditemukan, maka implikasi yang penulis kemukakan bagi pembinaan pemuda gereja adalah 1 Perlu dilaksanakan KTB sebagai upayan pembinaan pendalaman Alkitab dan rohani; 2 Perlu penyelenggaraan seminar iman Kris-ten yang menjawab kebutuhan rohani pemuda ge-reja. Seminar ini juga perlu melibatkan orang tua agar dapat membangun pengertian bersama; 3 Perlu personal care melalui konseling dan pelayanan pas-toral yang dilakukan pendeta dan majelis gereja yang sebelumnya sudah dibekali tentang strategi da-lam konseling. Personal care ini lebih ditujukan ke-pada orang tua dengan fokus bagaimana seharusnya orang tua bersikap dan mendidik anaknya. Melalui pola ini diharapkan ada mediator yang menjemba-tani persoalan komunikasi antara pemuda dengan orang tua; 4 Perlu pembuatan silabus katekisasi khusus tentang seksualitas. Setiap anggota HKBP akan menjalani katekisasi sebelum sidi. Proses ini dapat menjadi bagian dalam pembinaan pemuda se-hingga dapat membangun kesadaran hidup kudus dan perilaku seks yang Alkitabiah. DAFTAR PUSTAKA Andriani, H. 2014. Pergaulan Bebas di Kalangan Remaja yang Mengkhawatirkan [KOM-PASIANA]. Retrieved 3 March 2020, from Edukasi website com/harniandriani/54f93d6aa3331112678b4c33/pergaulan-bebas-di-kalangan-remaja-yang-mengkhawatirkan Anggito, A., & Setiawan, J. 2018. Metodologi penelitian kualitatif. Sukabumi CV Jejak Jejak Publisher. Anwar, H. K., Martunis, M., & Fajriani, F. 2019. Analisis Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Pergaulan Bebas Pada Remaja Di Kota Banda Aceh. JIMBK Jurnal Ilmiah Maha- 206 Volume 4, Nomor 2, Juli 2020 siswa Bimbingan & Konseling, 42. Retrie-ved from view/10065 ARS. 2017, February 15. Apa Faktor Penyebab Seks Di Luar Nikah? Chalke, S. 2007. Orang tua, Anak dan Seks. Yogyakarta Andi Offset. Darmawan, I. P. A. 2017. Murid yang Memu-ridkan. In Melaksanakan Amanat Agung Di Abad 21. Ungaran Sekolah Tinggi Teologi Simpson. Darmawan, I. P. A. 2019. Jadikanlah Murid Tugas Pemuridan Gereja Menurut Matius 2818-20. Evangelikal Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat, 32, 144–153. DeGenova, M. K., Rice, F. P., Stinnett, N., & Stinnett, N. 2010. Intimate Relationships, Marriages, and Families 8 edition. New York, NY McGraw-Hill Education. Diana, R. 2019. Prinsip Teologi Kristen Pen-didikan Orang tua terhadap Anak di Era Revolusi Industri BIA’ Jurnal Teologi Dan Pendidikan Kristen Kontekstual, 21, 27–39. ES. 2019, February 18. Faktor Penyebab Mengapa Sampai Terjadi Hamil di Luar Nikah. Gaol, S. M. M. L., & Stevanus, K. 2019. Pen-didikan Seks Pada Remaja. FIDEI Jurnal Teologi Sistematika dan Praktika, 22, 325–343. Gunarsa, Ny. Y. S. D., & Gunarsa, S. D. 1987. Psikologi untuk muda mudi Vol. 1987. Jakarta BPK Gunung Mulia. Harmadi, M., & Diana, R. 2020. Tinjauan Psiko-Teologi Terhadap Fenomena Kekerasan Dalam Pacaran Pada Remaja. Evangelikal Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat, 41, 92–102. Illu, W., & Masihoru, O. 2020. Upaya Gereja Dalam Pembinaan Usia Remaja Yang Melakukan Hubungan “Free Seks”. Missio Ecclesiae, 91, 1–19. Katarina, K., & Darmawan, I. P. A. 2019. Implikasi Alkitab dalam Formasi Rohani pada Era Reformasi Gereja. EPIGRAPHE Jurnal Teologi Dan Pelayanan Kristiani, 32, 81–93. Leuwol, N. V. 2018. Pendidikan Katekisasi Kepada Remaja Di Jemaat GKI Kasih Perumnas Sorong. J-DEPACE Journal of Dedication to Papua Community, 11, 32–41. Magdalena, M. 2010. Melindungi anak dari seks bebas. Jakarta Gramedia Widiasarana Indonesia. Mathews, K. 2005. Genesis 1127-5026 An Exegetical and Theological Exposition of Holy Scripture. Nashville, Tenn. Holman Reference. Miles, H. J. 2000. Sexual Understanding Before Marriage. Michigan Zondervan Publishing Company. MS. 2019, February 14. Faktor Penyebab Menyetujui Berhubungan Seks. Nadesul, H. 2009. Kiat Sehat Pranikah. Jakarta Penerbit Buku Kompas. Nugroho, F. J. 2017. Pendampingan Pastoral Holistik Sebuah Usulan Konseptual Pembinaan Warga Gereja. Evangelikal Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat, 12, 139–154. Oden, T. C. Ed.. 2006. Ancient Christian Commentary on Scripture CD-ROM, Volume 1. Altamonte Springs, Fla IVP Academic. Pangaribuan, A. Ch. V. 2015. Konseling Pastoral untuk Pranikah dan Keluarga. Pematangsiantar L-SAPA. Panuntun, D. F., & Paramita, E. 2019. Hubungan Pembelajaran Alkitab Terhadap Nilai-Nilai Hidup Berbangsa Dalam Pemuridan Kontekstual Kelompok Tumbuh Bersama Kontekstual. Jurnal Gamaliel Teologi Praktika, 12, 104–115. Theresia Tiodora Sitorus, Implikasi Pembinaan Pemuda Gereja Atas Faktor-Faktor Penyebab …. 207 Picanussa, B. E. 2019. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Kristiani. Voice of Wesley Jurnal Ilmiah Musik dan Agama, 31, 1–15. Purwanto, H. 2016. Manfaat Penelitian Untuk Perkembangan Gereja. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Agama Kristen STT Simpson Tahun 2016 Tema Strategi Pembinaan Jemaat Untuk Meningkatkan Kehidupan Jemaat. Presented at the Seminar Nasional Pendidikan Agama Kristen & call for papers, Ungaran. SELS. 2019, February 21. Faktor Penyebab Seks di Luar Nikah hingga Hamil. Siagian, F. 2019. Penyalahgunaan Seks Dikalangan Pemuda Dalam Perspektif Al Kitab Menurut I Korintus 612-20. Syntax Literate ; Jurnal Ilmiah Indonesia, 45, 44–63. Sitanggang, M. H., & Juantini, J. 2019. Citra Diri Menurut Kejadian 126-27, Dan Aplikasinya Bagi Pengurus Pemuda Remaja GPDI Hebron-Malang. Evangelikal Jurnal Teologi Injili Dan Pembinaan Warga Jemaat, 31, 49–61. Sujarwati, S., Yugistyowati, A., & Haryani, K. 2014. Peran Orang Tua dan Sumber Informasi dalam Pendidikan Seks dengan Perilaku Seksual Remaja pada Masa Pubertas di SMAN 1 Turi. Jurnal Ners Dan Kebidanan Indonesia, 23, 112–116. Tafonao, T. 2018. Peran Gembala Sidang Dalam Mengajar Dan Memotivasi Untuk Melayani Terhadap Pertumbuhan Rohani Pemuda. Evangelikal Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat, 21, 36–49. Towsend, J., & Cloud, H. 2008. Intimacy, Sex, and God. Yogyakarta Gloria Graffa. Tu’u, T. 2000. Etika dan Pendidikan Seksual. Bandung Yayasan Kalam Hidup. Viviano, P. A. 2002. Kejadian 2915-30. In Tafsir Alkitab Perjanjian Lama. Yogyakarta Kanisius. Walean, J. 2018. Kateketika Dalam Sejarah Pemikiran Pedagosis Kristen. Evangelikal Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat, 22, 105–114. Widiyanto, M. A., & Susanto, S. 2020. Pengaruh Pelayanan Kunjungan Pastoral Terhadap Pertumbuhan Rohani Jemaat. Evangelikal Jurnal Teologi Injili Dan Pembinaan Warga Jemaat, 41, 39–46. Zaluchu, S. E. 2020. Strategi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif Di Dalam Penelitian Agama. Evangelikal Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat, 41, 28–38. Zohar, D., & Marshal, I. 2001. SQ;Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual dan Berfikir Integralistik dan Holistik Untuk Memaknai Kehidupan III; R. Astuti, Trans.. Bandung Mizan. Deslinawati TelaumbanuaTitik HaryaniAsih Rachmani Endang SumiwiThe social challenges experienced by Christian youth are very difficult and important challenges, they are faced with a cruel world that provides everything that can destroy them if they can't use and use it well. The purpose of this study is to explain the meaning of association according to 1 Corinthians 1533-34 and to explain the application of the meaning of association according to 1 Corinthians 1533-34 for today's Christian youth. This study uses qualitative research that uses a hermeneutic approach. The conclusion of this study is, Christian youth should not be easily deceived, avoid destructive associations, have good moral character to live righteously, be aware of sin, know God, and pay attention and care for those around pergaulan yang dialami oleh pemuda Kristen merupakan tantangan yang sangat sulit dan penting, mereka diperhadapkan dengan dunia yang kejam yang menyediakan segala sesuatu yang bisa menghancurkan mereka apabila tidak bisa menggunakan dan memanfaatkannya dengan baik. Tujuan penelitian adalah untuk menjelaskan tentang makna pergaulan menurut 1 Korintus 1533-34 dan untuk menjelaskan aplikasi makna pergaulan menurut 1 Korintus 1533-34 bagi pemuda Kristen masa kini. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif yang memakai pendekatan hermeneutika. Kesimpulan penelitian ini adalah, pemuda Kristen jangan mudah dibohongi, menghindari pergaulan yang merusak, memiliki karakter moral yang baik untuk hidup benar, sadar terhadap dosa, mengenal Allah, dan memperhatikan serta peduli terhadap orang Enci PatandeanIskandar IskandarThe author discusses the implementation of the early church ministry pattern in Acts 241-47 to the unity movement of the body of Christ during the pandemic. The situation experienced by humans today, the author feels that this issue is important to discuss. The method used by the author is a qualitative method with a thematic descriptive approach. The condition of the early church they lived in one heart and soul; even though they were many, they lived in unity, sharing. Not only that, but they are also getting closer to the Lord Jesus; the early church service pattern was applied in fostering the faith of the congregation to become more mature during the pandemic. Abstrak Penulis membahas implementasi pola pelayanan gereja mula-mula dalam Kisah Para Rasul 241-47 terhadap gerekan kesatuan tubuh Kristus masa pandemi. Keadaan yang dialami oleh manusia saat ini, penulis merasa bahwa isu ini penting untuk dibahas. Metode yang digunkan penulis adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif tematis. Keadaan jemaat mula-mula mereka hidup sehati, sejiwa, meskipun mereka jumlah yang banyak, mereka hidup kompak, saling berbagi satu sama lainnya. Bukan hanya itu saja mereka juga semakin dekat dengan Tuhan Yesus, pola pelayanan jemaat mula-mula diterapkan dalam membina iman jemaat agar semakin dewasa dimasa Dabora SagalaThia MonikaElsha Triani Ibi DesiThe lives of today's teenagers determine the future of a nation because teenagers are the nation's future assets. However, recently juvenile delinquency behavior is often very concerning. Amid this situation, the role of Christian educators is very much needed to foster and guide teenagers so that they have good character. The formulation of the problem in this paper is what is the role of Christian religious teachers in the church in preventing juvenile delinquency? So the purpose of this study was to determine the role of Christian religious teachers in the church in preventing juvenile delinquency. This study uses a library research approach. From this research, the results are, first, Christian educators play a role in implementing Christian hospitality. This means that Christian educators should love teenagers and make it happen by providing motivation and encouragement to teenagers to become good people. Second, play a role in conducting counseling guidance. Counseling carried out on adolescents is expected to provide true knowledge about God and satisfaction in receiving the counseling service. Third, play a role in developing youth talents. Because of this role, teenagers can develop the talents that exist in themselves and teenagers can do more positive and good activities. Fourth, make discipleship of the youth. Because teenagers must be guided to stay centered on Jayanti TanamaAgnes Monica HalawaVictor DeakPergaulan bebas remaja yang tidak terkontrol mengakibatkan bayaknya kasus aborsi, berdasarkan data Indonesia menempati urutan ke 4 di dunia. Keluarga memiliki peranan penting dalam mempengaruhi kehidupan anak-anaknya baik itu dalam kerohanian, seksual, sosial, dan prestasi. Orangtua sejak dini harus mengajarkan anak-anaknya untuk membaca Alkitab, berdoa, dan beribadah. Orang tua juga memiliki tanggung jawab yaitu mengajarkan pendidikan seksual dan mendidik anak-anak untuk menyadari bahwa tubuhnya adalah Bait Suci. Remaja yang sudah terlanjur jatuh dalam free sex yang menyebabkan kehamilan yang tidak diinginkan perlu dilakukan konseling, pendampingan, dan penguatan iman. Rumah RUTH berdiri untuk menjawab apa yang dibutuhkan remaja yang hamil di luar nikah, wanita yang mengalami kekerasan seksual, anak yang batal aborsi, dan anak yang terlantar. Tujuan dari penelitian ini untuk membagikan kasih dan sukacita bersama anak-anak di Rumah SitokiIran MorenteMilka Elsin Ermin Alperiana MosooliMasalah yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah adanya realita perilaku seks bebas pada remaja di lingkungan Gereja Anugerah Bentara Kristus GABK Jemaat Hosana Boluni. Tujuan penelitian adalah untuk 1 mengetahui apakah apa saja peran gereja dalam mengatasi perilaku seks bebas remaja; 2 bagaimana persepsi pengambil kebijakan dan orang tua di gereja mengenai pendidikan seks untuk mengatasi perilaku seks bebas pada remaja. Penulis menggunakan metode kualitatif deskriptif, teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, dan data dianalisa menggunakan teknik reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Setelah melakukan penelitian, penulis menemukan bahwa Pertama, upaya yang telah dilakukan oleh gereja baru sebatas 1 mengajarkan firman Tuhan, 2 Memberikan nasihat kepada remaja. Kedua, secara umum pendeta, majelis gereja, dan orang tua belum memiliki kesadaran dan pemahaman yang baik mengenai pendidikan seks untuk yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah adanya realita perilaku seks bebas pada remaja di lingkungan Gereja Anugerah Bentara Kristus GABK Jemaat Hosana Boluni. Tujuan penelitian adalah untuk 1 mengetahui apakah apa saja peran gereja dalam mengatasi perilaku seks bebas remaja; 2 bagaimana persepsi pengambil kebijakan dan orang tua di gereja mengenai pendidikan seks untuk mengatasi perilaku seks bebas pada remaja. Penulis menggunakan metode kualitatif deskriptif, teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, dan data dianalisa menggunakan teknik reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Setelah melakukan penelitian, penulis menemukan bahwa Pertama, upaya yang telah dilakukan oleh gereja baru sebatas 1 mengajarkan firman Tuhan, 2 Memberikan nasihat kepada remaja. Kedua, secara umum pendeta, majelis gereja, dan orang tua belum memiliki kesadaran dan pemahaman yang baik mengenai pendidikan seks untuk DomaFilmon Gusti TansiBagian penelitian ini bertujuan untuk melakukan pendetakan kontekstual terhadap budaya Wor Gei yang terdapat di Desa Mataru Selatan guna menjangkau orang-orang yang masih belum mengenal akan Yesus Kristus secara peribadi. Budaya dalam kegiatan Wor Gei sebenarnya kalau ditempat lain sama dengan kegiatan bakar batu bata yang akan di jadikan bahan untuk membangun. Meskipun demikian dengan adanya budaya Wor gei dapat menjadi sarana untuk melakukan pendekatan secara langsung kepada masyarakat untuk memberitakan Injil, terlebih dalam kegiatan Wor gei tidak hanya sekedar bakar batu saja ada beberapa kegiatan yang dilaksanakan dan disitulah menjadi suatu kesempatan untuk memberitakan Injil kepada masyarakat yang menghadiri kegiatan tersebut. Budaya Wor Gei merupakan suatu kebiasaan masyarakat di Desa Mataru Selatan secara turun temurun, dengan adanya budaya bakar batu bata masyarakat bisa berkumpul, bergotong-royong dan dapat berbagi pengalaman hidup. Dengan adanya budaya Wor Gei dapat dijadikan sarana atau fasilitas dalam melakukan pendekatan secara persuasif atau bisa dalam bentuk kelompok-kelompok kecil. Pendekatan terhadap budaya Wor Gei di Desa Mataru Selatan merupakan cara yang efektif untuk melakukan penjangkauan terhadap masyarakat yang belum percaya kepada Kristus secara EmiyatiAyu Rotama SilitongaNi Kadek Sri WidyawatiService to Christian teenagers is essential for faith growth. Adolescents are in a phase or situation that is difficult to deal with because of developments or the effects of changing times, both positive and negative changes. The need for service to adolescents because in this phase teenagers begin to form their mindset and there is a feeling of needing or wanting to be cared for. Therefore, an approach is needed in providing contextual services to Christian adolescents. The question is how can a servant approach contextually to Christian teenagers? This paper aims to understand and understand several approaches that need to be taken in order to provide contextual service to Christian adolescents. The method used is qualitative by interviewing or direct observation to examine and understand the attitudes, views, feelings and behavior of an individual or group of people. Then this writing also uses the literature method to support writing through various journals and books. AbstrakPelayanan kepada remaja Kristen begitu penting guna pertumbuhan iman. Remaja ada dalam fase atau situasi yang sulit dihadapi karena perkembangan atau pengaruh perubahan jaman baik perubahan secara positif maupun perubahan secara negative. Perlunya pelayanan kepada remaja dikarenakan pada fase ini remaja mulai terbentuk pola pikirnya dan ada perasaan membutuhkan, ingin diterima dengan baik, ingin diperhatikan, dipuji dan ingin dipedulikan. Dalam melayani remaja yang juga penuh ego diperlukan beberapa pendekatan dalam melakukan pelayanan kontekstual. Yang menjadi pertanyaan ialah apa saja pendekatan yang dilakukan oleh pelayan Tuhan sehingga dapat menjalankan pelayanan kontekstual dengan lancar kepada remaja Kristen? Tulisan ini memiliki tujuan yaitu pelayan memahami dan mengerti beberapa pendekatan yang perlu dilakukan guna melakukan pelayanan kontekstual kepada remaja Kristen. Adapun metode yang digunakan ialah kualitatif dengan mewawancarai atau pengamatan secara langsung untuk menelaah dan memahami sikap, pandangan, perasaan dan perilaku individu atau sekelompok orang. Kemudian penulisan ini juga menggunakan metode kepustakaan atau literature dengan melakukan observasi terhadap buku – buku dan jurnal untuk mendukung penulisan dikaji dari sudut pandang yang utuh, komprehensif dan Satria SitokiJunni YokimanNanchy Lepong BulanThe problem of delinquency is a social problem thet can ruin public relationships and unsavory attitudes. The purpose of this study is to learn how the church plays a role in overcoming Christian delinquency on mount moriah. In this study, the authors examined the problem using qualitative methods to approach case studies to field exploration in order to gain greater knowledge in a given situation or ini a case. The authors use several sources such as, books, journals, ang media as sources of information. As for the results of the study, the authors find that the church is not yet fully responsible and properly for the young. Among the problems involted was delinquency. This has had a negative effect on the development of a youth in his youth. For this the church must take an active role in overcoming Christian delinquency. Thus the writer sees the topic of the church’s role in overcoming Christian delinquency as highly relevant and contained in a work of Saria HaritaDavid Eko SetiawanDaniel Irwanto SinabaribaKarima BuuloloThe purpose of this research is to describe Biblical Sexuality in Christian Adolescents as an Effort to Form Church Citizens. This is because adolescence is a transitional period, namely the transition from childhood to adulthood. At this age they also have wants and needs that must be met, such as being greeted, valued as a complete person and invited to exchange ideas like adults and their physical changes also change. The closure of parents to children about sex can also make children take the initiative themselves to find out the answers to their peers and supported by a lack of understanding of sexuality in a biblical manner can encourage them to have premarital sex. The author will answer research problems using the literature method. And based on research results, biblical sexuality can only be done when blessed in a holy marriage. Therefore, the role of the church in coaching is very necessary and can be done through KTBK, Christian faith seminars and personal penelitian ini adalah untuk menguraikan Seksualitas Alkitabiah Pada Remaja Kristen Sebagai Upaya Pembinaan Warga Geraja. Hal ini dikarenakan masa remaja merupakan masa transisi, yaitu masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Pada usia ini juga mereka memiliki keinginan dan kebutuhan yang harus dipenuhi, seperti disapa, dihargai sebagai pribadi yang utuh dan diajak bertukar pikir layaknya orang dewasa serta fisiknya juga mengalami perubahan. Ketertutupan orang tua terhadap anak mengenai seks juga dapat menjadikan anak berinisiatif sendiri untuk mencari tahu jawabannya kepada teman-teman sebayanya dan didukung dengan kurangnya pemahaman seksualitas secara Alkitabiah dapat mendorong mereka untuk melakukan hubungan seks pranikah. Penulis akan menjawab masalah penelitian dengan menggunakan metode kepustakaan. Dan berdasarkan hasil penelitian, seksualitas secara Alkitabiah hanya bisa dilakukan ketika diberkati dalam pernikahan suci. Oleh karena itu, peran gereja dalam pembinaan sangat diperlukan dan dapat dilakukan melalui KTBK, seminar iman Kristiani dan pelayanan ongoing COVID-19 pandemic has caused countless impacts and influences on human life. It disturbs the order of life and macro and micro-economics, drastically and radically changes human cultural and behavioral patterns, and greatly impacts the concepts of church theology, pastoring, and ministry. This study is a descriptive qualitative study on the COVID-19 and normal & abnormal reactions & responses to it. Through this article, the authors observed that the COVID-19 existence has transformed and recorrected the Christian paradigm on 1 ecclesiology, which to date exclusively based on building to the real Church, namely God’s people in the form of house/“tent” churches; 2 digital media utilization in this Society era as God’s grace to all humanity. Findings and changes in society through renewable technology are an inseparable part of the pandemic. A dichotomic gap of understanding between science and technology for centuries should be reformulated. New technological inventions and social media created by humans are media in the hands of God that should be utilized by the Church to minister in various categories to improve the quality of ministry and service; and 3 creative and innovative interpretation of threefold responsibilities of the Church koinonia, diakonia, and martyria. Mikha Agus WidiyantoS SusantoThis research aim to test the influence of pastoral visiting ministry to the spiritual growth of the church. Research executed in Gereja Kemah Injil Indonesia of Tenggarong, Kutai Kartanegara District, Kalimantan East. The results showed that there was an influence of pastoral visiting ministry on the spiritual growth of the congregation as indicated by the correlation coefficient of which was significant at α = Pastoral visiting ministry will bring the pastor closer to the congregation that he serves, making the pastoral ministry effective, thereby impacting the spiritual growth of the congregation. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pelayanan kunjungan pastoral terhadap pertumbuhan rohani dilaksanakan di Gereja Kemah Injil Indonesia Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Hasil penelitian diperoleh bahwa terdapat pengaruh pelayanan kunjungan pastoral terhadap pertumbuhan rohani jemaat yang ditunjukkan melalui koefisien korelasi sebesar 0,340 yang signifikan pada α = 0,05. Pelayanan kunjungan pastoral akan mendekatkan gembala dengan jemaat yang dilayaninya, membuat pelayanan penggembalaan menjadi efektif, sehingga berdampak pada pertumbuhan rohani jemaat. Murni SitanggangJuantini JuantiniMurni Hermawaty Sitanggang & Juantini, Self-Image According to Genesis 126-27, The Application for Youth Stewards The Indonesian Pentecostal Church Hebron-Malang. The right understanding about self-image as written in Genesis 126-27 will affect someone’s way of life. This research tries to prove that with focused on to the Youth Stewards at The Indonesian Pentecostal Church Hebron-Malang. The research used a qualitative method with a descriptive and exegetical approach. The result is most of the ministers do not have the right self-image as Genesis 126-27 said yet. From the religious side, their self-image is low with 36,5% score, and from the psychological side they score 45,9% and then from the social side the result is 55,5%. Murni Hermawaty Sitanggang & Juantini, Citra Diri Menurut Kejadian 126-27, dan Aplikasinya bagi Pengurus Pemuda Remaja GPdI Hebron-Malang. Pengertian yang benar tentang citra diri manusia sebagaimana tertulis dalam Kejadian 126-27 akan mempengaruhi cara hidup seseorang. Penelitian ini berusaha membuktikan hal tersebut dengan memfokuskan sasaran penelitian kepada pengurus pemuda remaja GPdI yang dilakukan menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif dan eksegesis. Dari hasil penelitian kemudian didapat bahwa sebagian pengurus belum sepenuhnya memiliki citra diri yang dimaksudkan dalam Kejadian 126-27. Dari segi rohani, citra diri mereka rendah dengan persentase 36,5%, kemudian dari segi psikologi persentase yang didapatadalah 45,9% dan dari segi sosial hasilnya adalah 55,5%. I Putu Ayub DarmawanMake Disciples The Duty of Church Discipleship According to Matthew 28 18-20. This article discusses the task of church discipleship according to Matthew 28 18-20. The author conducted a literature study to understand the intent of Matthew 28 18-20 and to carry out the construction of the task of discipleship in the church. The task of discipleship, Jesus addressed his disciples, then proceeded to their successors who lived in a community of faith to carry out the task of discipleship. In the task of discipleship, the community of faith in a church as an institution takes action to proclaim the good news so that every nation can be part of a community of faith in Jesus Christ. In discipleship, everyone who enters the community of faith in Christ is accepted without distinction, because this task is a multicultural task. Teaching is an important part of the discipleship task. Teaching is done in order to strengthen new believers or new students enter the community of faith in Jesus, then they become disciples of the Lord Jesus who can be sent to disciple others. Jadikanlah Murid Tugas Pemuridan Gereja Menurut Matius 2818-20. Artikel ini membahas tentang tugas pemuridan gereja menurut Matius 2818-20. Penulis melakukan studi pustaka untuk memahami maksud Matius 2818-20 dan melakukan konstruksi tugas pemuridan gereja. Tugas pemuridan, Yesus tujukan kepada para murid-murid-Nya, kemudian dilanjutkan oleh pada penerus mereka yang hidup dalam sebuah komunitas iman untuk menjalankan tugas pemuridan tersebut. Dalam tugas pemuridan, komunitas iman dalam sebuah gereja sebagai suatu institusi melakukan tindakan pergi untuk mewartakan kabar baik sehingga setiap bangsa dapat menjadi bagian dari komunitas iman pada Yesus Kristus. Dalam pemuridan, setiap orang yang masuk dalam komunitas iman pada Kristus, diterima dengan tanpa membedakan mereka, sebab tugas ini adalah tugas yang multikultural. Pengajaran merupakan bagian penting dalam tugas pemuridan. Pengajaran dilakukan agar dapat memantapkan orang-orang yang baru percaya atau murid-murid baru masuk ke dalam komunitas iman pada Yesus, kemudian mereka menjadi murid Tuhan Yesus yang dapat diutus untuk memuridkan orang Harmadi Ruat DianaFenomena kekerasan dalam berpacaran bukan hanya terjadi di ruang tertutup atau pribadi saja melainkan sangat mudah ditemukan di ruang publik seperti halaman sekolah, tempat rental komputer, taman, trotoar, kendaraan umum, pada penumpang kendaraan roda dua di tengah lalu lintas. Dan ketika peristiwa itu berlangsung serta disaksikan oleh masyarakat umum, pelaku dan korban tidak merasa terganggu, rikuh, malu, atau berhenti. Padahal kekerasan dalam pacaran di kalangan remaja merupakan salah satu akses kepada kekerasan dalam rumah tangga, apabila hal ini tidak ditangani secara benar sebelum berkelanjutan dengan korban yang mengalami dampak pada fisik, psikis, sosial, moral, ekonomi dan masa depan generasi penerus. Metode yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan mengkaji fenomena kekerasan dalam pacaran dari sudut pandang Alkitab dan psikologi, dimana secara psikologis kekerasan seksual yang terjadi pada masa remaja berdampak negatif bagi pelaku maupun korban kekerasan seksual. Adapun kekerasan pada masa berpacaran dapat disebabkan karena remaja mengalami loncatan akibat gejolak hormon dan pesatnya teknologi informasi. Secara teologis hubungan seks sebelum menikah adalah tindakan merusak kehidupan para pelakunya dan kekerasan pada masa berpacaran merupakan tindakan yang bertentangan dengan konsep imago dei. The phenomenon of dating violence does not only occur in closed or private spaces but is very easy to find in public spaces such as school yards, computer rental places, parks, sidewalks, public transportation, on two-wheeled vehicle passengers in the middle of traffic. And when the event took place and was witnessed by the general public, the perpetrators and victims did not feel disturbed, uncomfortable, embarrassed, or stopped. Whereas violence in courtship among adolescents is one access to domestic violence, if this is not handled properly before it is sustained with victims who have an impact on the physical, psychological, social, moral, economic and future generations. The method used is descriptive research by examining the phenomenon of dating violence from the perspective of the Bible and psychology, where psychologically sexual violence that occurs during adolescence has a negative impact on perpetrators and victims of sexual violence. The violence during dating can be caused by adolescents experiencing jumps due to hormone fluctuations and rapid information technology. Theologically sex before marriage is an act of destroying the lives of the perpetrators and violence during dating is an action that is contrary to the concept of Imago dei. Daniel Fajar PanuntunEunike ParamitaABSTRAKFenomena radikalisme merupakan suatu fenomena yang perlu mendapatkan perhatian serius di Indonesia. Berdasarkan hal tersebut pemahaman nilai-nilai kebangsaan yang berdasarakan pancasila harus terus disosialisasikan kepada seluruh warga Indonesia. Agama Kristen juga harus aktif dalam mengajarkan pemahaman nilai-nilai kebangsaan. Salah satu peran aktif adalah melalui pemuridan kontekstual/KTBK yang didalamnya terdapat Pembelajaran Alkitab yang kontinu. Melalui penelitian ini diharapkan diketahui hubungan antara pembelajaran Alkitab dalam pemuridan kontekstual terhadap pemahaman nilai-nilai hidup dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan purposive sampling kepada mahasiwa aktif pelaku KTBK di Surakarta. Data yang didapatkan dianalisis dengan uji korelasi tunggal dan uji regresi tunggal. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah bahwa pembelajaran Alkitab dalam pemuridan kontekstual/KTBK memiliki hubungan positif dan berpengaruh signifikan dengan koefisien Y= 25,17 + 0,522x. Kata kunci Pemuridan, Kontekstual, Yesus, Alkitab, KebangsaanWilianus IlluOlivia MasihoruFree Sex dan hamil pranikah menjadi potret buram kehidupan remaja saat ini di Indonesia. Seks bebas free sex, hamil di luar nikah, aborsi, perkosaan, pelecehan seksual, peredaran VCD porno, pornografi, dan pornoaksi merajalela di kalangan remaja saat ini. Hal ini pada satu sisi dapat merisaukan public pada umumnya, misalnya merisaukan lingkungan masyarakat, dunia pendidikan keluarga, sekolah bahkan pendidikan di gereja. Akan tetapi pada aspek lain terdapat orang-orang yang memiliki dorongan yang berangkat dari hati nuraninya sehingga memiliki kepedulian dan keberpihakan terhadap para remaja yang melakukan hubungan free sex. Tipikal yang demikian memiliki inisiatif sendiri untuk menolong orang-orang yang mengalami dan khususnya bagi remaja. Biasanya perihal yang dilakukan adalah berinisiasi untuk mengumpulkan mereka dan menyampaikan materi-materi yang berkaitan dengan free sex agar mengurangi lajunya pergerakan yang semakin dinamis dalam realiata yang ada. Pada umumnya Etika Kristen tidak membenarkan tentang hubungan seks bebas atau free sex, baik yang dilakukan oleh oknum-oknum yang berkeluarga, orang dewasa dalam hal ini yang belum menikah, ataupun oleh pemuda-pemudi bahkan remaja-remaja. Upaya Kristen dalam menangani kasus-kasus yang terjadi pada remaja tentu mengacu pada beberapa pola yang sesuai standar Alkitab. Pola-pola yang penulis maksudkan adalah upaya melalui tinjauan Alkitab tentang seksualitas, melalui pendidikan gereja, melalui pendidikan keluarga, sekolah, melalui pendekatan kontribusi terhadap budaya, masyarakat, dan melalui kontribusi terhadap pemerintah setempat. Supaya elemen-elemen tersebut saling interdepedensi dalam mengatasi free sex yang belakangan ini marak terjadi di kalangan para remaja di Indonesia. Metode yang digunakan dalam kajian jurnal ini adalah metode deskiptif dengan pendekatan literatur dan fakta data sesuai yang berkorelasi dengan judul utama dan sub-sub judul. Hasil yang ditemukan dalam kajian ini mencakup peran gereja tidak terbatas pada internal gereja melainkan berperan akif juga di luar gereja khususnya peran dalam mengantisipasi lajunya free sex yang TafonaoTalizaro Tafonao, The Role of Pastors In Teaching And Motivating To Serve Against Youth Spiritual Growth. One important indicator that must be known by young people is to understand the duty of the pastor as a teacher and a motivator. Through this paper, researchers describe the duties of a pastor in teaching and motivating young people to engage in ministry. In finding the answers of this study, researchers used quantitative research methods with descriptive research type. After conducted field research and data processing using SPSS 19 program with the result are First, Based on correlation analysis r Spearmen model, then obtained correlation analysis results that there is correlation between the influence of the role of pastor in teaching with spiritual growth of youth GKII Shalom Kalasan of Second, Based on correlation analysis results r Spearmen model, then obtained correlation analysis results that there is a correlation between the influence of the role of pastor in teaching with spiritual growth of GKII Shalom Kalasan youth by Third, Based on correlation analysis result r Spearmen model, then obtained correlation analysis result that there is correlation between influence of role of pastor in teaching and motivating youth to serve with spiritual growth of GKII Shalom Kalasan youth equal to 0,526. The hypothesis in this research is that there is influence of the role of pastor in teaching and motivating young people to serve the spiritual growth of GKII youth Shalom Kalasan. Based on the above analysis, the hypothesis is Tafonao. Peran Gembala Sidang Dalam Mengajar Dan Memotivasi Untuk Melayani Terhadap Pertumbuhan Rohani Pemuda. Salah satu indikator penting yang harus diketahui oleh kaum muda adalah memahami tugas gembala sidang sebagai pengajar dan motivator. Melalui tulisan ini peneliti mendreskripsi tugas seorang gembala sidang dalam mengajar dan memotivasi kaum muda untuk terlibat dalam pelayanan. Dalam menemukan jawaban penelitian ini maka peneliti menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Setelah dilakukan penelitian lapangan serta pengolahan data dengan menggunakan program SPSS 19 dengan hasil adalah Pertama, Berdasarkan hasil analisis korelasi r model Spearmen, maka diperoleh hasil analisis korelasi bahwa ada korelasi antara pengaruh peran gembala sidang dalam mengajar dengan pertumbuhan rohani pemuda GKII Shalom Kalasan sebesar 0,461. Kedua, Berdasarkan hasil analisis korelasi r model Spearmen, maka diperoleh hasil analisis korelasi bahwa ada korelasi antara pengaruh peran gembala sidang dalam mengajar dengan pertumbuhan rohani pemuda GKII Shalom Kalasan sebesar 0,619. Ketiga, Ketiga, Berdasarkan hasil analisis korelasi r model Spearmen, maka diperoleh hasil analisis korelasi bahwa ada korelasi antara pengaruh peran gembala sidang dalam mengajar dan memotivasi kaum muda untuk melayani dengan pertumbuhan rohani pemuda GKII Shalom Kalasan sebesar 0,526. Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada pengaruh peran gembala sidang dalam mengajar dan memotivasi kaum muda untuk melayani terhadap pertumbuhan rohani kaum muda GKII Shalom Kalasan. Berdasarkan analisis di atas, hipotesis tersebut diterima. Fibry Jati NugrohoFibry Jati Nugroho, Pastoral Assistance Holistic A Proposed Conceptual Development Residents Church. A strong church is formed of a strong congregation. Strong congregation obtained from the pastoral care that actively touches the whole life of the churches. The Church should strive to develop a holistic pastoral care to the congregation. Various programs designed to be used to achieve a holistic pastoral care. Multiculture congregation accompanied by multiproblem, requiring pastoral agents set the strategy and create a model to be able to provide a holistic pastoral care services to the citizens of his church. The concept of holistic pastoral care of Howard Clinebell and Totok Wiryasaputra will help create a framework to analyze the development of church people holistically. The theoretical framework will be integrated with pastoral models developed by David Yonggi Cho's Yoido Full Gospel Church. The concept and model of pastoral care holistic support each other as well as a "scalpel" of pastoral care that is geared towards the empowerment of the laity effectiveness and small groups methods. ABSTRAK Fibry Jati Nugroho,Pendampingan Pastoral HolistikSebuah Usulan Konseptual Pembinaan Warga Gereja. Gereja yang kuat terbentuk dari jemaat yang kuat. Jemaat yang kuat didapat dari pendampingan pastoral yang secara aktif menyentuh keseluruhan kehidupan warga gerejanya. Gereja perlu berusaha mengembangkan pendampingan pastoral holistik kepada jemaatnya. Berbagai program yang dirancang digunakan untuk mencapai sebuah pendampingan pastoral holistik. Jemaat yang multikultur disertai dengan multiproblem, mengharuskan para pelaku pastoral mengatur strategi dan menyusun model untuk dapat memberikan pelayanan pendampingan pastoral holistik kepada warga gerejanya. Konsep pendampingan pastoral holistik dari Howard Clinebell dan Totok Wiryasaputra akan membantu menganalisis dalam kerangka membuat pembinaan warga gereja secara holistik. Kerangka teoretis tersebut akan dipadukan dengan model pastoral yang dikembangkan oleh David Yonggi Cho di Yoido Full Gospel Church. Konsep dan model pendampingan pastoral holistik saling menopang serta menjadi pisau bedah dari pendampingan pastoral yang bermuara kepada efektifitas pemberdayaan kaum awam dan metode kelompok kecil.
Dalampandangan masyarakat maupun agama, hamil di luar nikah merupakan pelanggaran terhadap hukum. Misalnya dalam tradisi Kristen hamil di luar nikah dianggap bertentangan dengan hukum Taurat, dapat dikategorikan sebagai pelanggaran terhadap hukum ke-enam "jangan berzinah". Menurut pandangan yang ada di kalangan
Ricky Fernando Hamil diluar nika Kajian pastoral terhadap pandangan HKBP tentang kehamilan di luar pernikahan dan relevansinya bagi kehidupan masa kini, dibimbing oleh Pdt. Dr. Yusuf G. Mangumban Tulisan Ini dilatarbelakangi oleh beberapa pandangan warga gereja pada umumnya yang berpendapat HKBP begitu “Kejam” idalam menindak-lanjuti kasus hamil diluar nikah dengan disiplin ngereja, bahkan banyak pasangan yang terbukti hamil diluar nika yang berpindah gereja untuk menerimah pemberkatan nikah. bukan hanya sebatas hukuman disiplin yang diberikan HKBP kepada pasangan-pasangan yang melanggar namun juga HKBP yang merupakan perpanjuangan tangan tuhan sama dengan gereja-gereja lain memberikan pengembalaan dengan langka-langka yang baiuk sehingga membuat pasangan tersebut menyesal dan kembali kepada allah. Untuk menjelaskan bahwa pandangan banyak orang diluar sana mengenai HKBP “kejam dalam bentuk menindak lanjuti kasus hamil diluar nika maka penulis menyusun skripsi dengan menggunakan pendekatan deskriptif-analisis dengan sumber data informasi melalui penelitian pustaka dan lapangan Hasil anasisi penelitian ini menjelaskan bahwa HKBP tidak mendisiplionkan pasangan yang hamil diluar nika dengan tidak memberkati pernikahan tetapi hkbp melalui pelayanan-pelayanan memberikan tindakan pastoral untuk menuntun pasangan tersebut mengakui dosannya. menyesali akan dosanya dan berbalik kepada tuhan dn HKBP sangat menekankan kekudusan dalam pernikahan sesuai yang dikehendaki oleh allah. KeywordHamil diluar Nika, Tindakan pastoral,pertobatan.
Pernikahanbagi Allah merupakan suatu ikatan yang suci dan kudus. Karena itu ayat alkitab tentang hamil di luar nikah diberikan Tuhan untuk seluruh umatNya. Namun sayangnya, di masa sekarang hal tersebut bukanlah suatu parameter yang menjadi tolok ukur keputusan seseorang memahami ayat alkitab tentang pernikahan kristen. Ada banyak kasus dimana seorang wanita memutuskan hamil di luar nikah.
Pertanyaan Jawaban Seks sebelum menikah telah menjadi sesuatu yang begitu biasa dalam masyarakat Amerika Serikat, bahkan telah menjadi sesuatu yang memang diharapkan. Banyak orang yang menyebut dirinya sebagai orang Kristen bahkan tidak menganggap hal tersebut sebagai dosa. Budaya Amerika berasumsi bahwa orang-orang tidak akan mungkin memiliki pengendalian diri yang memadai untuk menunggu sampai menikah baru melakuk Perintah Tuhan supaya tidak melakukan hubungan seks sebelum menikah telah dianggap menjadi sesuatu yang tidak realistis. Namun, Firman Allah tidak berubah. Alkitab menyatakan kepada kita bahwa seks di luar pernikahan merupakan tindakan yang tidak bermoral Mat 1519; 1 Kor 69, 613, 72; 2 Kor 1221; Gal 519 ; Ef 53. Setiap orang yang telah menjadi orang Kristen, lahir baru karena beriman-percaya kepada Kristus bukan lagi menjadi milik dirinya sendiri. Surat 1 Korintus 618-20 mengatakan, "Jauhkanlah dirimu dari percabulan! Setiap dosa lain yang dilakukan manusia, terjadi di luar dirinya. Tetapi orang yang melakukan percabulan berdosa terhadap dirinya sendiri. Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, - dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!" Mengabaikan rencana Allah bagi pernikahan, seks, dan keluarga selalu menghasilkan konsekuensi-konsekuensi, baik yang bersifat rohani maupun fisik, seperti misalnya mendukakan Roh Kudus Ef 430, merasa bersalah, malu, menyesal, kehilangan rasa hormat terhadap diri sendiri dan orang lain, perpisahan dalam keluarga dan sesama orang-percaya, menjadi teladan yang tidak baik, penderitaan bagi pasangannya di masa depan, kehamilan yang tidak diinginkan, aborsi, ataupun penyakit menular seksual. Allah sendiri yang merancang hubungan seks supaya bisa menjadi sarana keintiman dari kasih dan komitmen bagi sepasang suami istri. Hubungan seks hanya boleh dilakukan antara suami dan istri. Seks yang hanya dilakukan demi kesenangan fisik akan merusak spiritualitas dan menarik kita menjauh dari persekutuan dengan Allah. Siapapun yang telah berdosa dengan melakukan hubungan seks di luar pernikahan tetap bisa diampuni, bahkan jika dosa tersebut telah mengakibatkan kehamilan yang tidak direncanakan. Surat 1 Yohanes 19 menyatakan, "Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan." Bukan berarti bahwa Allah akan menghapuskan konsekuensi dari dosa kita, tapi kita bisa dipulihkan secara rohani dengan mengaku dan bertobat dari dosa-dosa kita. Ini berarti bahwa kita harus berpaling dari dosa-dosa kita dan membuat komitmen untuk mengasihi dan melayani Kristus. Ada beberapa kasus di mana menikah sebelum bayinya lahir merupakan tindakan yang bijaksana. Jika pasangan yang sudah berkomitmen dan berencana untuk menikah ini melakukan hubungan seks hingga hamil, mungkin akan lebih baik bagi keluarga dua pihak dan anak di kandungan tersebut jika pasangan ini menikah sebelum anak ini lahir. Tetapi, jika pasangan ini belum memiliki komitmen apapun sebelumnya, menikah tidak akan membuat mereka menjadi benar di mata Allah. Dalam situasi seperti itu, menikah hanya akan menuntun mereka pada perkawinan yang gagal. Alkitab tidak memerintahkan seseorang untuk menikah atau tidak dalam keadaan seperti ini, meskipun pasangan itu tetap berkewajiban untuk mendukung anak di kandungan tersebut secara emosional, spiritual dan finansial. Tak satu pun dari kita yang dibenarkan karena perbuatan-perbuatan kita. Kita diselamatkan oleh iman saja. Kita beriman-percaya kepada Yesus Kristus untuk menyelamatkan kita dari dosa-dosa kita. Alkitab mengatakan, "Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan Allah tidak menginginkan kita mencoba untuk memperbaiki suatu kesalahan dengan bersandar pada kekuatan kita sendiri. Dia ingin supaya kita mau memberikan hati kita kepada-Nya. Dengan menyerahkan kehendak kita dan tunduk kepada kedaulatan Allah, kita memiliki jaminan hidup yang berkelimpahan di bumi. Termasuk tempat tinggal di surga kelak untuk selama-lamanya. English Kembali ke halaman utama dalam Bahasa Indonesia Jika si wanita telah hamil sebelum menikah, apakah pasangan ini harus segera menikah?
3Ayat Alkitab Tentang Etika Kristen Hamil diluar Nikah. Pernikahan dengan Allah adalah ikatan yang kudus dan kudus. Oleh karena itu, ayat Alkitab tentang hamil di luar nikah diberikan oleh Allah kepada semua umatNya. Tapi sayangnya, dalam kasus sekarang ini bukan parameter yang patokan keputusan seseorang untuk memahami teks Alkitab dari
Ayat Alkitab Tentang Hamil Di Luar Nikah Dan Pandangan Hukumnya. Pernikahan dengan Tuhan adalah ikatan suci dan suci. Karena ayat Alkitab tentang hamil di luar nikah itu diberikan oleh Tuhan untuk semua umat-Nya. Namun sayangnya, di masa sekarang ini bukan parameter yang menjadi tolok ukur bagi keputusan seseorang untuk memahami ayat Alkitab tentang pernikahan Kristen. Ada banyak kasus di mana seorang wanita memutuskan untuk hamil di luar nikah. Dengan berbagai masalah dan tingkat kesulitan dalam kehidupan mereka, baik ekonomi, status dan banyak hal lainnya. Saat ini di dunia ada banyak wanita yang memilih jalan dan memilih untuk tidak memiliki keluarga. Beberapa juga tidak memilih, tetapi terpaksa menjalani kehidupan seperti itu. Inilah yang perlu dipertimbangkan bagi orang Kristen. Bahwa Tuhan secara eksplisit menyatakan tentang kebenaran firman-Nya tentang hal ini. Jadi, baik bagi kita untuk merenungkan kecenderungan dunia ini untuk berubah sejalan dengan firman-Nya. Lalu, bagaimana kehidupan orang-orang percaya diizinkan oleh Tuhan berada dalam kondisi seperti itu. Agar lebih jelas, berikut adalah beberapa ayat Alkitab tentang hamil di luar nikah. 1. I Petrus 47a “Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu.” Hamil di luar nikah merupakan akibat perbuatan dosa. Karena itu sebaiknya selalu kuasai diri dengan selalu mendekatkan diri pada Tuhan. Selalu berdoa supaya dapat menjaga tujuan karunia Roh Kudus. Dengan demikian maka resiko hamil di luar nikah tentu dapat dihindari. Upayakan pernikahan yang kudus terlebih dahulu sebelum melakukan hubungan seksual supaya sejalan dengan firman Tuhan. 2. Ibrani 134 “Hendaklah kamu semua penuh hormat terhadap perkawinan dan janganlah kamu mencemarkan tempat tidur, sebab orang-orang sundal dan pezinah akan dihakimi Allah.” Pahami dengan jelas bahwa Allah itu kudus sehingga menuntut umatNya untuk hidup kudus. Karena itu segala bentuk perzinahan menurut Alkitab tentunya dibenci oleh Allah. Maka dari itu melakukan seks sebelum nikah bukanlah perbuatan yang dikehendaki oleh Allah. Sebaiknya dekatkan diri pada Tuhan supaya terhindar dari resiko tersebut. Hormati kekudusan janji pernikahan kristen supaya tidak hamil di luar nikah. Dari awal mula Tuhan menciptakan Adam dan Hawa, beranak cucu merupakan hal yang diperkenankan sesudah pasangan tersebut diberkati oleh Tuhan atau sah di depan Allah. 3. Mazmur 13916 “Mata-Mu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satupun dari padanya” Selalu ingatlah bahwa anak di dalam kandungan tidak bersalah! Karena itu buang jauh-jauh pikiran untuk aborsi, karena anak yang di dalam kandungan, entah di dalam prinsip dasar pernikahan kristen atau di luar pernikahan adalah rencana Tuhan. Masa depan yang Tuhan tetapkan untuk anak tersebut sungguh ada. Karena itu tidak perlu menambah dosa dengan aborsi menurut agama kristen. Yang Tuhan mau hanya akui dosamu, bertobatlah dan terimalah konsekuensi kehamilan tersebut dengan penuh berserah kepada Tuhan. Itulah beberapa ayat Alkitab tentang hamil di luar nikah. Setelah semua itu adalah kondisi seseorang ketika dipaksa atau ketika memilih untuk hamil di luar nikah menurut pandangan Katolik, tentu saja, ingatlah bahwa Tuhan tidak pernah salah. Bahwa ada rancangan Allah yang lebih besar. Karena itu, seperti yang disebutkan sebelumnya, Anda harus mengakui dosa-dosa Anda dan berdoa memohon pengampunan. Sehingga kehidupan yang masih berjalan di masa depan akan kembali bersamaan dengan tuntunan Tuhan lagi. Sehingga seluruh rumah tetap diberkati, terlepas dari dosa yang telah dilakukan di masa lalu. Tuhan memberkati!
SecaraIslam, bagaimanakah hukum menikahi dan menikahkan wanita yang hamil di luar nikah? Menurut pimpinan Ma'had Syaraful Haramain, Bogor, KH Hafidz Abdurrahman, menikah dengan wanita hamil ada dua kemungkinan. Pertama, wanita tersebut adalah pasangan zina pria yang hendak menikahi dirinya. kedua, wanita tersebut bukan pasangannya atau hamil
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Beberapa waktu ini, banyak sekali trend-trend yang ada pada sosial media yang salah satunya yaitu hamil di luar nikah. Hal ini sebenarnya sudah banyak ditemui bahkan sebelum adanya sosial media, namun karena belakangan ini penggunaan sosial media meningkat, kemudian ditambah salah satu adanya sosial media adalah berfungsi untuk membagikan momen. Dengan begitu fenomena hamil di luar nikah ini yang sebelumnya dianggap menjadi aib, sekarang ini justru seringkali dibanggakan di sosial media. Tidak banyak juga publik figur yang notabenenya sebagai idol atau panutan untuk beberapa orang justru terkesan untuk mendukung fenomena ini dengan memberikan selamat. Sebelum membahas lebih lanjut, di dalam agama islam sendiri mengatakan bahwasannya yang pertama, hamil di luar nikah merupakan aib yang seharusnya tidak dibanggakan kepada orang lain. Namun tidak dibenarkan juga untuk menggugurkan bayi yang ada, hendaknya mereka yang hamil di luar nikah bertobat dan terus untuk membesarkan bayi yang ada sebagai bentuk tanggung jawab dari apa yang telah diperbuat. Beberapa keluarga untuk menyembunyikan aib dari wanita yang hamil di luar nikah tersebut umumnya adalah menikahkannya, baik dengan laki-laki yang menghamilinya atau tidak. Menurut mazhab Syafi'i hal tersebut dibolehkan, wanita yang hamil di luar nikah boleh dinikahkan baik pada saat dalam keadaan hamil maupun telah melahirkan. Namun hal tersebut berbeda dengan pandangan mazhab Hanafi yang berpendapat bahwasanya yang boleh menikahi wanita tersebut adalah laki-laki yang menghamilinya juga, selain itu tidak boleh. Sedangkan pendapat Imam Maliki dan Hambali tidak membolehkan menikahi wanita hamil di luar nikah baik dengan laki-laki yang menghamilinya atau bukan yang menghamilinya. Pendapat tentang bolehnya laki-laki menikahi seorang wanita yang hamil di luar nikah sejalan dengan hadits Rasulullah yaitu, Aisyah ra berkata, Rasulullah SAW pernah ditanya tentang seseorang yang berzina dengan seorang wanita dan berniat untuk menikahinya, kemudian beliau berkata"Awalnya kotor dan akhirnya perbuatan nikah. Sesuatu yang haram tidak bisa mengharamkan yang halal." HR Thabrani dan Daruquthni.Sejalan dengan itu, hukum dari pemerintah mengenai dinikahinya wanita yang sedang hamil diluar nikah terdapat pada Keputusan Menteri Agama RI Nomor 154 Tahun 1991 yang menyebutkan hukum hamil di luar nikah sebagai berikut Seorang wanita hamil di luar nikah, dapat dikawinkan dengan laki-laki yang dengan wanita hamil yang disebut pada ayat 1 dapat dilangsungkan tanpa menunggu lebih dahulu kelahiran dilangsungkannya perkawinan pada saat wanita hamil, tidak diperlukan perkawinan ulang setelah anak yang dikandung lahir. 1 2 Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Тоρочип аሳωдеψθпр аμኪм
ጏаπиኂиδыξе тխжቩж ю
Թ еմа иլωፊታ
መ уֆущθηозዷና աγθзο
Броψ й уλупсևζящ
О θլ հобօвиβаς кте
Bagaimanamenurrut anda Hamil diluar Nikah? Apkah Penikahan mereka Halal nantinya dan bagaimana Status anak yg dilahirkan nya Menurut ajaran Kristen? Waduh,,jangan sampe sprti itu. Klo soal Halal mngenai status anak yg dikahirkan di luar prnikahan,,setau aku ga da tuh dijelaskan di Alkitab. Tp yg aku tau janganlah engkau berzina.
Hukum hamil di luar nikah menurut Kristen merupakan sesuatu yang banyak diulang dan diulas dalam Alkitab. Hanya saja seringkali hokum tersebut dinyatakan secara tersirat. Sehingga tidak dapat diberikan suatu ayat yang secara eksplisit menggambarkan hukum berzina menurut Kristen tersebut. Karena itu seringkali banyak hamba Tuhan yang menerjemahkannya dalam berbagai sudut pandang yang bermacam-macam. Baik dari segi konsep prinsip dasar pernikahan Kristen, kekudusan dan perzinahan. Sehingga akhirnya hal ini menjadi lebih luas dan perlu ditinjau ulang dari sudut mana penilaian akan diberikan. Untuk lebih jelasnya berikut ini beberapa fakta tentang hukum hamil di luar nikah menurut Kristen. 1. Kekudusan Dalam Alkitab selalu dijelaskan dan berulang kali diucapkan makna tentang kekudusan. Karena Tuhan itu kudus maka setiap anak Tuhan yang mengikuti kehendakNya juga seharusnya hidup kudus dan berusaha menjauhi dosa. Seperti yang dinyatakan dalam 1 Tesalonika 43 “Karena inilah kehendak Allah pengudusanmu, yaitu supaya kamu menjauhi percabulan”. Di sini firman Tuhan jelas-jelas meminta umatNya untuk menjauhi percabulan sehingga dapat terhindar dari perbuatan hamil di luar nikah menurut pandangan katolik serta dari sudut pandang firman Allah sendiri. 2. Pernikahan Tuhan juga selalu menekankan pentingnya pernikahan. Sejak mula dunia dijadikan, Allah menciptakan satu pasangan Adam dan Hawa, setelah Tuhan memberkati mereka, barulah Tuhan memberi pernyataan untuk beranak cucu. Bukan sebaliknya. Sehingga sudah dari awal mula Allah memerintahkan umatnya untuk menjauhi kemungkinan terjadinya kehamilan di luar nikah atau perilaku seks bebas yang menjadi salah satu tanda-tanda akhir jaman. Yang terbaik yaitu diberkati dengan pasangan yang sah di mata Tuhan dan kemudian barulah dapat melakukan hubungan suami istri. Disini penting sekali ikatan pernikahan sebagai lambang kekudusan dan hubungan antara jemaat dengan Kristus sendiri. 3. Pertobatan Manusia memang tidak luput dari kesalahan dan adakalanya tetap saja sudah terjadi demikian. Maka perbuatan hamil di luar nikah ini akhirnya hanya dapat dilakukan mencari jalan keluar yang tepat. Tentu disini Tuhan inginkan agar umatNya melakukan cara bertobat orang Kristen dan mengakui dosa. Seperti firman yang tertulis di Yohanes 811b “Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang.” Tentu yang telah berlalu tidak dapat diulang kembali dan tentu saja hanya dapat diperbaiki. Oleh sebab itu sebaiknya segera bertobat dan usahakanlan hidup taat menurut pada firman Allah. 4. Lahir Baru Melalui pertobatan maka sebaiknya usahakan niat untuk lahir baru. Dimana memperbaiki hidup ke depannya seturut dengan firman Tuhan. Sehingga tidak sebaiknya mengulangi perbuatan tersebut dan membesarkan anak yang telah dilahirkan dengan sepenuh hati. Dengan demikian maka Allah akan kembali berkenan pada hidupnya dan kemudian memulai memberkati seperti sebelumnya. Pada lembaran baru bagi Tuhan seakan kertas yang kembali kosong dan dapat ditulis kembali. Sebaiknya pahami ayat alkitab tentang keluarga yang mana di situ Tuhan memberikan berkat pada pasangan yang diberkati. Itulah sekilas penjelasan tentang hukum hamil di luar nikah menurut Kristen. Sebagai anak Tuhan yang memahami pentingnya firman sebaiknya hal ini harus dihindari. Oleh sebab itu selalu hindari hal tersebut. Karena pada dasarnya Tuhan membenci jenis-jenis dosa dalam Alkitab. Sehingga yang paling tepat yaitu berupaya untuk menjauhi dosa tersebut. Jika tidak dapat dihindari dan sudah terjadi, maka yang diharapkan tentunya pertobatan. Sehingga di masa yang akan dating tidak terjadi kembali.
mudayang hamil di luar nikah akan melakukan beberapa hal yang menurut mereka itu yang terbaik agar janin yang ada di dalam kandungannya bisa keluar (aborsi). Kekristenan memang tidak memperbolehkan untuk melakukan seks pranikah,
Lebihbaik hamil tanpa nikah,jika gadis dan keluarganya tidak mau merawat bayinya bisa saja di serahkan di panti asuhan,dgn begitu jejak sebagai anak di luar nikah akan hilang,karna lingkungan dan pihak panti asuhan tidak akan membeberkan ke orang lain,agar kerahasiaan itu terjaga, Dan si gadisnya itu bisa bangkit dan melanjutkan cita2nya,,,
Ayat Firman Tuhan Mengenai Hamil di Luar PernikahanAyat Emas Alkitab Tentang Hamil di Luar NikahKumpulan Ayat Alkitab LainnyaAyat Firman Tuhan Mengenai Hamil di Luar – Ayat Alkitab tentang hamil di luar nikah. Hamil atau mengandung sebelum menikah kerap dipandang sebelah mata, karena pada dasarnya hal itu tidak baik di masa sekarang tampaknya hamil sebelum menikah adalah kebiasaan yang kerap terjadi. Terutama di negara Eropa dan Amerika, sudah banyak pasangan hal ini tidak sesuai dengan apa yang diajarkan Alkitab. Bahwa salah satu tujuan pernikahan Kristen selain mempersatukan dua insan, juga meneruskan keturunan di antara bawah ini ada beberapa ayat emas firman Tuhan tentang hamil di luar nikah. Mungkin bisa menjadi pertimbangan Anda sebelum melakukan perbuatan tersebut, terutama untuk Emas Alkitab Tentang Hamil di Luar NikahTanpa banyak basa basi lagi, mari kita langsung saja lihat beberapa ulasan dan pandangan ayat emas Alkitab tentag hamil di luar nikah. Berikut ulasan lengkapnya untuk Anda.“Mata-Mu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satupun dari padanya”Mazmur 13916“Hendaklah kamu semua penuh hormat terhadap perkawinan dan janganlah kamu mencemarkan tempat tidur, sebab orang-orang sundal dan pezinah akan dihakimi Allah.”Ibrani 134“Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu.”1 Petrus 47aKumpulan Ayat Alkitab LainnyaKami juga memiliki banyak sekali kumpulan ayat emas Alkitab atau firman Tuhan lainnya yang menarik. Anda dapat melihatnya pada artikel-artikel di bawah Ayat Alkitab Tentang KeturunanDaftar Ayat Alkitab Tentang Warna RambutKumpulan Ayat Alkitab Tentang Hari MingguAkhir KataSampai di sini terlebih dahulu penjelasan tentang ayat emas alkitab tentang hamil di luar nikah. Semoga bisa menjelaskan kepada Anda ayat-ayat yang mengabarkan tentang hamil sebelum intinya perbuatan tersebut haruslah kita hindari. Jangan sampai kita meniru gaya hidup barat yang tidak sesuai dengan ajaran agama, dan bahkan hal ini juga sudah dilarang oleh Doa Katolik untuk Ibu HamilKumpulan Doa Kristen agar Cepat HamilRenungan Rohani Kristen untuk Ibu Hamil
.